Halaman

Selasa, 22 Mei 2018

Day 6: Fitrah Seksualitas dan pentingnya Pendidikan seks sejak dini

Fitrah seksualitas dan pentingnya pendidikan seks sejak dini

Materi kelompok 1 di hari ke 6 ini sedikitnya sudah saya singgung di hari minggu kemarin pada saat peserta disuruh mencari materi mandiri. 

Dalam KBBI, ternyata Seks bisa berarti :
1. Alat Kelamin
2. Hal yang berhubungan dengan Alat Kelamin

Jadi Pengertian "Pendidikan Seks sejak dini" artinya mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan alat kelamin sejak dini

Jadi jika ada pertanyaan? Perlu apa nggak? Tabu apa nggak? Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri 😅

Sebab dengan mengajarkan anak tentang seks sejak dini maka setidaknya anak-anak bisa mulai *mengenali* "FITRAH SEKSUALITAS"nya sejak dini

Dari sini diharapkan dapat membuat mereka mensyukuri atas "FITRAH"nya atau secara simpel setidaknya mereka bisa mensyukuri "takdir seksualitasnya (jenis kelaminnya)" tanpa perlu merasa iri dengan gender lain ataupun merasa terjebak dalam gender lain 😄✌

*Sebagai catatan :* pengertian gender adalah  : karakteristik/sifat maskulin/feminim yang melekat pada seseorang yang dapat mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan atau laki-laki
Sayangnya tak dipungkiri, ada banyak *Faktor Pendidikan Seks yang keliru*, beberapa diantaranya :
1. Ketidak tahuan orang tua tentang pendidikan seks. Hal ini biasanya dipengaruhi faktor lingkungan yang ada. Misal karena si orang tua tumbuh di lingkungan yang menganggap tabu pendidikan seks sejak dini, maka bekal ilmu untuk orang tua pun tidak banyak

2. Kesalahan "rangsangan" dari dalam.
→ Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, *"Kapan sebaiknya anak mulai tidur terpisah dengan orang tua???"*

Padahal menginjak usia 2 tahun lebih, maka memori anak-anak mulai melekat. Sayangnya banyak dari kita yang tidak menyadari, bahkan di usia-usia berikutnya ada fase di mana mereka bisa *berpura-pura tidur*

Contoh kasus nyata :
Seorang anak terbiasa tidur dengan orang tuanya. Suatu malam orang tua menganggap kondisi aman, sehingga melakukan jima'. Sayangnya orang tua tidak tahu jika si anak sebenarnya hanya sedang berpura-pura tidur karena ia takut dimarahi oleh orang tuanya jika ketahuan masih bangun larut malam.

Efeknya secara psikologis bagaimana kira-kira??? Salah satunya hal tersebut selalu ada dalam ingatannya hingga ia dewasa.

Bahayanya hal ini bisa ditiru oleh si anak.

3. Melarang anak bertanya tentang seks. Kita tak pernah tahu sekritis apa anak-anak kita hingga ia melontarkan pertanyaan, seperti : "Ma bayi itu lahirnya dari mana sih???"

Jika kita tidak bisa menjawab maka dikuatirkan si anak akan mencari informasi dari luar, dan tentunya ini akan sangat berbahaya jika info yang diterima salah

4. Menganggap anak masih kecil tidak tahu apa-apa, sehingga membiarkan batasan-batasan yang ada jadi samar.

Contoh kasus :
Menganggap memiliki gender yang sama, maka seorang ayah mengajak anak lelakinya mandi bersama. Ketika mandi tidak ada masalah yang timbul. Tetapi suatu ketika saat semua keluarga besar sedang berkumpul si anak bertanya kepada sang nenek di depan banyak orang, "Nek kenapa sih punya ayah kok *anunya* segede ini???" ← ngomongnya sambil menunjukkan ukuran secara visual 😅

Memahami Perbedaan Jenis Kelamin.
.
Memberi pemahaman pada jenis kelamin anak bisa dilakukan sejak dini. Bahkan sejak bayi. Hal ini bertujuan menumbuhkan citra diri anak. Anak paham jenis kelamin mereka dan apa saja yang membuat mereka berjenis kelamin itu.
.
Contoh sederhana yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan menyebut alat kelamin anak sebutan yang benar. Vagina untuk perempuan. Bukan tittit, nunuk, dan lain-lain. Penis untuk laki-laki. Bukan burung, manuk, tembak, dan lainnya.
.
Cara lain adalah penggunaan panggilan sehari-hari. Misalnya sejak bayi sudah dibiasakan berkata "Selamat pagi anak perempuan ibu" atau "Wah anak laki-laki ayah makannya lahap" dan lain sebagainya. Pembiasaan sederhana ini membuat anak merekam bahwa dirinya perempuan/lelaki.
.
Pengenalan tentang perbedaan perempuan dan laki-laki secara fisik pada anak usia dini juga bisa diselipkan lewat permainan. Contohnya: menebak apa yang berbeda dari tubuh Ayah dan Bunda. Atau bermain tebak potongan gambar. Dari kegiatan tersebut anak-anak akan paham tentang kondisi fisik laki-laki dan perempuan. Lalu menghubungkan dengan kondisi fisiknya, untuk selanjutnya mengamini bahwa dia laki-laki atau dia perempuan.

Begitulah bunda2.. kita manusia pasti terlahir fitrah, tapi kita hidup di jaman dimana manusia dikelilingi dengan hal yang bisa menyeret mereka keluar dari fitrahnya, bahkan sejak anak-anak.

Jika bukan kita yang membentengi anak dengan pendidikan seksualitas dan pendidikan seks yang benar, maka anak akan “dididik” oleh jaman, oleh internet, oleh pertemanannya, oleh dunia.

Tinggalkan tabu, apalagi hal ini adalah hal yang besar dan begitu serius diatur dalam agama. Begitu besar kerusakan yang terjadi akibat permasalahan terkait hal ini.

Ibu Elly Risman dari Yayasan Kita dan Buah Hati membuat panduan sebagai berikut:

usia 0 – 7 tahun fokuskan pendidikan anak pada penanaman akidah, kecintaan pada Allah SWT, kesediaan taat pada aturan Allah SWT termasuk aturan aurat, aturan muhrim, adab, rasa malu, birrul walidain, dll.

Usia 0 - 5 tahun
a. ajarkan nama anggota tubuh dan mana yang harus ditutup
b. ajarkan bahwa tubuh anak milik Allah SWT, dan berharga bagi dirinya sendiri, bagi orang tua, dan bagi seluruh keluarga. Oleh karena itu harus dijaga menurut aturan Allah SWT
c. ajarkan 3 Sentuhan : Sentuhan boleh – tidak boleh – membingungkan bisa dipelajari di video edukasi yang dibuat SEMAI 2045 https://youtu.be/oNZZ1ED9vuE
Usia 5 - 7 tahun
a. kenalkan apa itu : keluarga – kerabat – sahabat – teman – muhrim – orang asing
b. role play mengajarkan anak berkata tidak/tidak boleh/jangan begitu jika anak disentuh di area tidak boleh (kembali ke 3 jenis sentuhan)
c. ajarkan anak bisa berbagi rahasia dengan kita
d. biasakan anak menahan pandangan dan menjaga kemaluan sejak dini
e. ajarkan anak tertib saat tidur dan mandi
Usia 7 - 10 tahun
a. persiapkan anak menuju baligh. Jelaskan tentang organ reproduksi dan menstruasi pada anak perempuan, atau tentang mimpi basah pada anak laki-laki
b. jelaskan fiqh thaharah dan kaitannya bersuci dengan ibadah
c. jelaskan bahaya penyakit infeksi  menular seksual
d. jelaskan bahaya pacaran dan aturan yang benar menurut agama
e. ajarkan anak berhati-hati dalam pergaulan, memilih teman, menjawab di sosial media, dll
Usia 10 - 12 tahun
a. bekali anak pemahaman cara bijak memakai gadget dan sosial media
b. pahamkan tentang kerusakan otak dan ayat tentang menutup aurat
Usia 13 - 16 tahun
a. Pahamkan tentang apa itu pornografi dan bahayanya
b. telusuri apakah dia pernah terpapar dan ajukan daftar pertanyaan secara benar (seperti di video langkah penanganan anak terkena pornografi)
Batasan aurat laki laki yang wajib ditutupi saat mengerjakan sholat adalah kubul (kemaluan bagian depan) dan dubur (kemaluan bagian belakang. Selain bagian tersebut seperti paha, pusar, dan lutut para ulama berbeda pendapat. Jumhur ulama berpendapat batasnya mulai pusar hingga lutut adalah aurat.
Batasan aurat perempuan yang wajib ditutupi saat mengerjakan sholat adalah semua bagian tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
Untuk aurat anak kecil beberapa dalil yg diambil ulama diantaranya,

a)..Atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita..” (QS. an-Nur: 31)

Ayat ini menunjukkan bahwa anak kecil – yang belum tamyiz – belum mengerti aurat wanita.

b).Perintahkan anak kalian untuk shalat ketika mereka sudah berusia 7 tahun. Dan pukul mereka (paksa) untuk shalat, ketika mereka berusia 10 tahun, serta pisahkan mereka -antara anak laki dan perempuan- ketika tidur.” (HR. Abu Daud 495 dan dishahihkan al-Albani).

Berdasarkan hadis di atas, ulama hambali memberikan rincian,
- Anak yang usianya di bawah 7 tahun, tidak ada aurat. Dalam arti, orang tua atau orang lain boleh melihat auratnya, termasuk kemaluannya.
- Usia 7 sampai 10 tahun. Jika laki-laki batas auratnya adalah aurat besar, kemaluan depan dan belakang. Jika anak perempuan auratnya antara pusar sampai lutut.
- Di atas 10 tahun, auratnya sama dengan orang dewasa.

c)“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kalian miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kalian, meminta izin kepada kalian tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kalian. Tidak ada dosa atas kalian dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kalian, sebahagian kalian (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kalian. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur: 58)

Ibnu Asyur rahimahullah berkata dalam tafsirnya “At-Tahrir wat Tanwir “, “Ini merupakan waktu-waktu anggota keluarga menanggalkan pakaian mereka (yaitu berpakaian seadanya), maka buruk sekali jika anak-anak melihat aurat mereka. Pemandangan tersebut akan terus terekam di benak sang anak. Sebab, hal itu bukan perkara biasa yang ia lihat. Karenanya, wajib anak-anak dididik untuk menutup aurat agar menjadi akhlak dan kebiasaan mereka jika sudah besar”
Dapat dipahami bahwa agama Islam secara tegas dan jelas telah mengatur tentang pendidikan seks pada anak
Seyogyanya kita sebagai orangtua yang mengemban amanah anak-anak kita bisa memahami betapa pentingnya hal ini
✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓

Dari pemaparan panjang dan lengkap diatas , sebenarnya masih ada beberapa PR kami selaku orang tua dalam menerapkan pendidikan seks kepada zidan. Kami masih menyebut alamat kelaminnya dengan burung alih-alih menyebut penis sebagai yang benar. Kemarin pun saat suami lagi flu berat dan harus tidur tanpa AC, saya yang kepanasan melipir ke kamar zidan dan bapak saya, saya mengambil jarak tidur, dan zidan bertanya kenapa ummi tidak bobo ditengah saja antara zidan sm kakek. Saya pun masih bilang panas dan, alih-alih malah mengajarkan pendidikan seks di waktu yang tepat sebenarnya. Tapi ada beberapa poin juga yang bisa diberi checklist karena sudah memberi Zidan ilmu dan pemahaman tentang itu. Jadi yang belum terchecklist berarti masih menjadi PR kami :)

#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar