Halaman

Jumat, 24 Februari 2017

NHW#5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

Alhamdulillah memasuki pekan ke-5 matrikulasi, NHW pun semakin menantang saja. Tapi jujur NHW5 ini saya dilanda kebingungan. Desain pembelajaran, secara teori dan praktik sebenarnya sudah pernah saya dapatkan di bangku kuliah. Tapi begitu desain pembelajaran ini harus dibuat untuk diri saya sendiri, saya pun mulai bingung mau mulai darimana dan menulis apa,hehe. Jadi, saya mencari tahu dulu apa sebenarnya desain pembelajaran, desain pembelajaran merupakan suatu rancangan kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematik dan memiliki tujuan utama untuk menjamin kualitas dari kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Ada banyak model desain pembelajaran yang sudah ada yang bisa kita contoh bahkan kita juga bisa membuat desain pembelajaran yang memang benar-benar ala kita. Satu yang pasti saya ingin proses belajar baik saya ataupun anak-anak itu harus tetap menyenangkan, harusnya tidak membuat rasa tertekan sedikit pun bagi si pembelajar. Proses itupun harus disesuaikan dengan karakteristik si pembelajar. Kebetulan saya dan anak sama-sama tipe visual-kinestetik, hanya saya dominan visual dan anak seimbang. Di tugas NHW kali ini saya akan memakai desain pembelajaran Gerlach dan Ely dengan beberapa penyesuaian. Ada beberapa komponen dalam model pembelajaran ini:
1.       Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini adalah target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun selalu ada stigma bahwa belajar itu adalah proses atau hargai proses belajar dibanding hasilnya. Saya pun setuju dengan hal tersebut, tetapi karena saya adalah orang yang sangat target oriented mempunyai target yang ingin di capai membuat saya makin semangat dalam melakoni suatu proses pembelajaran.
Jadi, tujuan pembelajaran yang ingin saya capai adalah:
Bunda sayang : jadi ibu yang sabar dan bisa mengontrol emosi, menjadi guru homeschooling favorit bagi anak sendiri.
Bunda cekatan : cakap dalam manajemen waktu, finansial, dan rumah tangga.
Bunda produktif : bisa menghasilkan sesuatu dari rumah, bisa menjahit pakaian anggota keluarga.
Bunda sholehah : selalu bisa membawa keluarga makin mendekat pada Allah swt serta berakhlakul karimah, terlibat aktif dalam kegiatan sosial bagi anak-anak pada khususnya dan masyarakat ada umumnya.
2.       Menentukan materi
Materi sebenarnya bisa didapatkan dari mana saja. Seluruh isi alam ini ada banyak hal yang bisa dijadikan sumber bahan ajar. Karena saya ingin mendalami ilmu homeschooling, menjahit, dan pemasaran hasil masakan saya, materi itu paling banyak bisa dapatkan dari internet baik berupa artikel maupun hasil diskusi seminar. Materi menjahit karena saya ikut kursus berarti dari instruktur saya. Sedang, materi marketing selain otodidak memperluas jaringan dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih duluan berkecimpung, juga dari media internet.
3.       Penilaian kemampuan awal
Diistilahkan pretest,  tidak butuh pretest yang formal sebenarnya, Karena memang semuanya dimulai dati titik 0 km, menyesuaikan dengan beberapa hal yang telah dipelajari sebelumnya.
4.       Menentukan strategi

Menurut Gerlach dan Ely, strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran. Membaca sendiri bahan ajar, latihan langsung terhadap materi yang telah dibaca.Selain langsung mempraktekkan apa yang telah dibaca (tentunya setelah menganalisis kebenaran dan kecocokannya pada kita), juga ada proses mencari sendiri konsep yang diinginkan, proses diskusi 2 arah dengan anggota keluarga, mengembangkan minat atau pasion anak, serta melibatkan keluarga dalam proses pemecahan masalah. Dan tentu saja ada proses observasi dan sharing apakah kita dan anak-anak nyaman dan bahagia terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

5.       Pengelempokan belajar
Tidak memerlukan pengelompokan belajar karena pembelajarnya hanya 1 orang.

6.       Pembagian waktu
Mempelajari ilmu homeschooling maksimal 1 jam ba’da shubuh, pengaplikasiannya pada anak secara formal ba’da dhuhur – jam 2 siang. Pembelajaran yang membutuhkan praktek ba’da ashar. Pemasaran tak mematok waktu khusus, menjahit jadwal saya mulai bulan depan 1jam ba’da maghrib. Sedangkan membuat makanan yang ingin dipasarkan saat malam hari saat anak sudah tidur.

7.       Menentukan ruangan
Kebanyakan di dalam rumah, selebihnya di alam bebas, atau komunitas serta kunjungan ke tempat tertentu (panti asuhan, perpustakaan,dll).

8.       Memilih media
Media cetak seperti buku (parenting book) atau modul (menjahit),  media teknologi komputer (website),  media sosial buat pemasaran. Dan sebenarnya masih banyak lagi ciptan Allah swt di muka bumi ini yang bisa dijadikan media pembelajaran.

9.       Evaluasi hasil belajar
Untuk mengetahui apakah target yang kita inginkan tercapai tentu harus ada evaluasi. Evaluasi menjadi pendidik homeschooling mungkin bisa dilihat dari evaluasi terhadap hasil belajar anak. Sebagai bunda solehah dan bunda sayang, sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, berarti penguji dan pemberi nilai disini suami dan anak sendiri J . checklist yang sudah dibuat di NHW#2 sudah 90% terisi dengan baik. Sudah bisa menjahit pakaian sederhana. Sudah mulai memasarkan produk sendiri.

10.   Menganalisis umpan belajar
Hasil dari evaluasi di atas harus dianalisis apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan baik atau belum. Jika ada yang belum tercapai maka harus dicari sebab atau kelemahan dari proses yang telah dilakukan.


Alhamdulillah selesai juga NHW minggu ini. Diatas semuanya, tentu pasrahkan semua proses yang telah kita lakukan ini ke Sang maha Pengatur, seperti saya kutip kata-kata abah Ihsan, “jagalah ibadah harian kita karena ibadah harian dan kefuturan kita sangat berbanding lurus dengan kondisi emosional kita”. Sedangkan menurut saya, kondisi emosional berperan sangat penting terhadap proses pembelajaran yang kita lakoni.

Semoga desain pembelajaran ini bisa diaplikasikan dengan baik oleh saya dan tentunya harus konsisten.

Salam Ibu profesional

Sabtu, 18 Februari 2017

NHW#4 🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀

NHW Matrikulasi Batch#3 minggu ke-4.

📚NICE HOME WORK #4

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀

Akhirnya, telat juga mengerjakan PR minggu ini, ada beberapa keriwehan yang sebenarnya sih tak boleh dijadikan excuse buat telat ngerjain NHWnya,  semoga pertama dan terakhir, aamiin. NHW keempat ini saya benar-benar butuh waktu buat merenung lebih dalam, bertanya dengan hati ke diri saya sendiri dan end up benar-benar bercucuran air mata betapa saya telah banyak menyia-nyiakan waktu selama ini (apalagi sejak adanya smartphone dan medsos, walaupun tidak bisa dipungkiri juga banyak hal positif termasuk bisa bergabung dengan IIP ini yang saya dapatkan dari sebuah smartphone) dan bersyukur masih diberi umur dan kesehatan untuk memulai KM 0 saya.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Di NHW-1 saya sempat bingung saking banyaknya hal yang sebenarnya ingin saya pelajari, saya akhirnya menempatkan  ilmu homeschooling di prioritas pertama karena memang hal itu yang urgen dengan sikon keluarga kami saat ini. Setelah mendapat tugas NHW-4 ini saya jadi merenung kembali, saya senang melakukan kegiatan yang sesuai dengan passion saya, sedangkan homeschooling apakah itu sesuai passion saya atau memang adalah kewajiban bagi seorang ibu kan? Apapun yang terjadi, saya memang harus selalu menjadi guru buat anak-anak saya disamping saya memang senang mengajar. Jadi biarlah itu tetap menjadi prioritas pertama saya, tapi saya tetap akan mempelajari hal-hal lain yang bisa membuat saya bahagia juga bermanfaat bagi keluarga dan banyak orang. Jadi yang saya ingin prioritaskan lagi adalah ilmu manajemen waktu, bagaimana saya bisa mengisi waktu saya dengan hal-hal yang bermanfaat tapi tetap membahagiakan diri saya. Semoga, mengajar anak saya dirumah bisa sejalan dengan keinginan saya memperdalam ilmu masak, memulai bisnis (masakan dan printilan rumah/dapur), juga mengikuti kursus jahit. Disamping itu, tetap mengejar salah satu mimpi saya yang lain, mengajar dan memberi semangat buat anak-anak disini buat lebih maju.

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Jujur, checklist minggu lalu belum sepenuhnya saya patuhi, sholat saya masih beberapa tidak di awal waktu, belum sempat puasa senin-kamis, dll. Tapi ada juga yang membahagiakan, Alhamdulillah minggu ini saya mendapatkan tempat majelis ilmu rutin dan mulai ikut juga, checklist yang berhubungan dengan bunda cekatan juga selalu konsisten,dll. Kadang ada excuse dengan mengatakan dalam hati ahh checklistnya belum sempat saya print dan tempel di dinding, jadi malam ini juga checklist itu akan saya print dan tempel😂

b.Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Saya merenung lebih dalam di poin ini, dan sebenarnya ada rasa takut menjadi sombong malah setelah berpikir beberapa hal. Satu hal yang pasti saya ingin menjadi istri dan ibu yang selalu bisa memberi motivasi bagi suami dan anak-anak saya. Selalu ada dan nyambung pada setiap topik yang mereka ingin diskusikan. Disamping itu, dengan pekerjaan suami yang selalu berpindah-pindah, saya ingin bermanfaat di setiap tempat mana saja yang kami singgahi, contohnya membuka rumah baca dan memberi les inggris gratis bagi anak-anak.

Misi Hidup : bermanfaat bagi keluarga khususnya dan orang banyak pada umumnya.
Bidang : Pendidikan Anak
Peran : educator,motivator,insiator

c. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Bunda Sayang : Ilmu sabar, ikhlas, dan ilmu agama agar keluarga ini selalu mendekat padaNYA
2. Bunda Cekatan : Manajemen waktu dan rumah tangga. Konsisten pada jadwal harian yang telah dibuat
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar marketing,  baking, mencari peluang bisnis kuliner dan memperluas jaringan di tempat domisili saat ini.
4. Bunda Shaleha : Ilmu komunikasi, agar bisa membaur dimana saja dan akhirnya bisa memberi manfaat bagi orang banyak.

d. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

KM 0 – KM 1 ( 3 bulan pertama ) : sudah konsisten terhadap checklist harian yang telah dibuat, jauh lebih sabar menghadapi anak, sudah mempunya kerangka yang jelas terhadap keinginan mengabdi pada masyarakat khususnya dunia pendidikan anak di daerah ini.
KM 1 - KM 2 ( 3 - 6 bulan pertama ) : sudah mulai kursus jahit, mulai merencanakan salah satu bisnis rumahan, sudah mulai ada bentuk nyata pengabdian pada dunia pendidikan, sambil jalan mempelajari manajemen waktu jika menjalankan semua itu.
KM 2 – KM 3 ( tahun 1 ) : berarti februari 2017, menguasai ilmu bunda cekatan, sudah bisa menjahit, sudah mulai menjalani bisnis rumahan
KM 2 – KM 3 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif, seharusnya bisnis tetap settle,  lingkup pengabdian lebih luas.
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha, rumah tangga terlihat nyata lebih bahagia dan lebih baik, selalu bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang banyak

e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Alhamdulillah sudah.

f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Go...Go... Go...
Bismillahirrahmanirrahiim...
Mari menjadi ibu profesional dan tetap selalu bahagia😊

Salam Ibu Profesional

Sabtu, 11 Februari 2017

NHW#3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

Hmm, masih juga ngumpulin di detik2 terakhir :( . Memasuki minggu ke 3, materi matrikulasi rasanya makin menyentuh hati terdalam,tsaah. Walaupun mungkin pernah mendengar teorinya sebelumnya atau berpikir tentang hal ini sebelumnya, tapi merenungi hal-hal seperti ini kembali jadi membuat energi menjadi tercharge kembali 100%.

bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Membuat surat cinta bukan hal yang tidak pernah atau jarang dilakukan antara saya dan suami, walaupun bukan dalam bentuk secarik kertas wangi merah jambu tapi setidaknya ada 2x dalam setahun saya pasti membuatkan surat cinta yang dikirim ke email atau whatsapp suami. Walaupun kami tidak merayakan ulang tahun tapi di setiap ultah suami dan ultah pernikahan, saya tiba-tiba jadi mendadak romantis dan luwes merangkai kata😂 . Suratnya belum saya sampaikan nih, suami masih capek habis dari perjalanan dinas jauh,masih tidur,jadi belum tahu reaksinya deh.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Kami masih diberi amanah 1 orang anak. Zaidan, alhamdulillah dari bayi sampai sekarang bisa dibilang tidak pernah mengalami fase tantrum atau rewel. Tingkat rewel tertinggi hanya ada saat kemarin kami proses pindah ke sini. Zidan juga gampang paham dan cepat menangkap penjelasan walaupun gampang bosan jika mendenarkan penjelasan panjang lebar. Memiliki rasa empati yang sangat tinggi, bahkan cenderung sangat tidak tegaan. Penyayang dan perhatian, tak pernah absen semalam pun memijat umminya lalu diakhiri dengan cipika cipiki saat akan tidur. Berimajinasi tinggi sampai kami ortunya jarang mengerti gambar-gambar atau tulisan yang dibuatnya. Dan anak yang suka menulis, walaupun alurnya masih tidak runut dan terlalu berkhayal kadang-kadang. Menuliskan kelebihan-kelebihan atau potensinyanya membuat hati saya mencelos, betapa beruntungnya saya dititipi Allah SWT amanah sepertinya tapi masih adaa juga sikon saya tidak sabaran menghadapinya😑

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Supaya tidak subjektif banget, saya sempat bertanya informal ke suami tentang ini, dan ternyata jawabannya sama dengan yang saya pikirkan,hehe. Katanya saya orangnya telaten,tekun, rajin  jika itu memang kemauan saya😂 dengan kata lain saya orang yang berkemauan keras. Saya seorang pemimpi yang menyukai tantangan dan hal baru. Beberapa teman menyebut saya perfeksionis karena rumah bahkan isi kulkas dan lemari-lemari  saya selalu rapi, catatan keuangan ataupun to-do list saya terorganisir, tapi sampai detik ini saya masih menganggap saya jauh dari perfeksionis karena belum bisa me-manage emosi dengan baik, masih sering bete, ngeluh, atau ngomel. Tapi kenapa saya dihadirkan ditengah-tengah keluarga ini, hati kecil saya menjawab, saya dan suami sangaaaat jauh berbeda, sifat, kebiasaan, sikap, bahkan latar belakang keluarga, dan benar-benar saling melengkapi satu sama lain. Semoga masing2 kelebihannya bisa di contoh anak kami dan kami bisa saling menutupi kekurangan satu sama lain, aamiin

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disimi
Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Akhir Oktober tahun lalu, saat suami mendapatkan SK pindah tugas ke papua barat, saya sempat syok sesaat, sedih, kenapaestindi ujung timur sana. Tapi setelah beberapa hari merenung, saya menyadari sepertinya ini adalah jawaban dari keluh kesah saya selama ini, yang selalu mengeluh macetnya ibukota, tingginya tingkat polusi, sedikitnya waktu suami berkumpul bersama keluarga. Di samping itu, saya selalu merasa iri disamping kagum melihat teman-teman saya yang tidak hanya bermanfaat di lingkungan keluarga tapi banyak orang, mengikuti kelas inspirasi, membuat rumah belajar gratis dll di pelosok desa.  Disini, walaupun memang kabupatennya sudah mulai sedikit maju, saya pelan-pelan ingin memulai mimpi itu. Memberi semangat, membagi sedikit ilmu yang dimiliki serta inspirasi untuk maju bagi anak-anak asli di sini , dibantu oleh teman-teman saya tentunya nanti. Disini juga akhirnya waktu suami buat keluarga jauh lebih banyak dibanding yang dulu bisa dibilang habis di jalan. Disini, di daerah minoritas dalam hal keyakinan saya ini justru saya mendapatkan komunitas majelis ilmu, mengikuti kelas hafidz, dan malah merasa feel home karena banyaknya pendatang yang berasal dari daerah yang sama dengan kami. Mudah-mudahan makin hari, makin banyak hal-hal yang membuka mata kami, mengapa kami ada disini saat ini yang membawa keberkahan bagi keluarga kami.aamiin...

Mengenai peran spesifik keluarga kami, sampai saat ini kami belum bisa menyebutkannya dengan pasti, kami masih dalam taraf meraba-raba dan mengira-ngira. Tapi semoga kami bisa bermanfaat bagi negara dan ummat, khususnya bagi keluarga besar kami. Semoga suatu hari nanti akan ada jawaban yang membuat kami bisa tersenyum menyadarinya.

Mari bersama-sama membangun peradaban dari rumah 😊

Salam Ibu Profesional

Jumat, 03 Februari 2017

NHW#2: ✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝

Memasuki pekan ke-2 matrikulasi, rasanya materi semakin seru dan menantang, dan semangat buat menjadi seorang ibu yang profesional menjadi lebih terbaharui dan makin berkobar.  Tugas NHW kedua kali ini adalah checklist indikator profesionalisme perempuan. Sebenarnya sudah pernah membuat seperti ini tapi dulu-dulu saya menamakannya resolusi :). Sebagai seorang pemimpi seperti saya, setiap akhir tahun, saya rutin menuliskan refleksi  setahun belakangan dan resolusi tahun depan, tapi menuliskannya sebagai indikator entah kenapa melecut semangat tersendiri juga membawa tanggung jawab tersendiri yang sensasinya berbeda :).

  📚NICE HOME WORK #2📚

Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat

📝✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri sendiri.

Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
- SPECIFIK (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)

A. Sebagai Individu

1. Lebih mendekatkan diri kepada Allah, Swt. Hal pertama dan utama yang ingin saya capai. Ada banyak poin disini,yaitu:

a. Sholat wajib di awal waktu,jangan ditunda-tunda ketika waktu sholat telah tiba
b. Sholat sunah rawatib juga di usahakan tidak bolong-bolong
c. Sholat dhuha setiap hari dan sholat tahajjud minimal 1x seminggu
d. Tilawah minimal setengah juz setiap hari.
e. Menghafal surah-surah pendek dan panjang pelan-pelan.
e. Mengikuti majelis ilmu minimal 1x seminggu
f. Puasa senin kamis, minimal 5 hari dalam sebulan
g. Bersedekah
h. Menjaga lisan dan habluminannas dengan orang lain

2. Rutin belajar minimal 1 jam sehari. Karena saya harus menjadi guru home-schooling bagi putra saya jadi saya dituntut untuk mengetahui ataupun menguasai materi yang diberikan sebelum saya ajarkan dan diskusikan pada anak saya.

3. Mulai kembali berolahraga. Selama 3 minggu disini belum olahraga sama sekali.

4. Mengurangi interaksi dengan internet (medsos, browsing,dll) jika tidak begitu penting.

5. Mulai menjalanakan bisnis kecil-kecilan yang bisa menambah pendapatan keluarga tapj sama sekali tidak menganggu waktu bersama keluarga.

5. Konsisten terhadap schedule harian yang sudah dibuat.

B. Sebagai istri

1. Menjadi istri solehah. Karena kata suami, semua bermuara dari situ saja.

a. Bertutur kata yang santun, lemah lembut,tidak gampang meninggikan suara jika lagi kesel.
b. Ikhlas menerima kerjaan suami yang pindah-pindah dan nyaris lembur setiap hari.
c. Saling mengingatkan, menguatkan dan mendorong untuk semakin mendekat kepada Allah SWT juga menjadi pribadi yang lebih baik

2. Selalu bisa menjadi teman diskusi yang nyambung dan menyenangkan

3. Cekatan dalam manajemen rumah tangga. Pandai dalam membagi waktu yang ada. Misalnya, sudah selesai melakukan pekerjaan rumah tangga saat suami sudah di rumah. Rumah selalu bersih dan rapi ( berhubung saya belum punya bayi atau balita lagi).

4. Cekatan dalam manajemen keuangan rumah tangga. Mencatat dan bisa mengatur cashflow keluarga dengan baik. Bebas utang,menjauhi riba, dan menabung rutin.

C. Sebagai Ibu

1. Lebih sabar, sabar, sabar dan bisa mengontrol emosi juga intonasi suara saat anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita

2. Tidak main HP saat anak ingin bersama. Mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat agar anak bisa melihat contoh nyata. Melakukan eksperimen, cooking class bersama anak ataupun prakarya, minimal sekali sebulan.

3.  selalu mendoakan anak agar menjadi anak sholeh, sukses dan berguna bagi banyak orang.

4. Mempelajari komunikasi yang efektif terhadap anak dan orang lain. Ada sesi one day one story/shirah.

5. Merancang liburan bersama-sama minimal sekali setahun juga menyiapkan beberapa saat waktu buat diskusi ringan atau curhat setiap akan tidur.