Halaman

Jumat, 27 Januari 2017

NHW#1: ADAB MENUNTUT ILMU


Bergabung dengan komunitas IIP sejak medio 2015, baru di batch #3 ini saya akhirnya bisa ikut program matrikulasinya. Sempat berpikir apakah akan mampu karena dimulai persis ketika kami sekeluarga berpindah domisili dari Bekasi ke Manokwari, Papua Barat. Sesampai disini pun kami langsung disambut jaringan internet yang sedang bermasalah sampai harus selalu ketinggalan diskusi ringan tapi berbobot di grup ini. Alhamdulillah, Internet akhirnya normal persis di detik-detik terakhir pengumpulan NHW. Dan inilah NHW#1 saya. Sungguh suatu prolog yang lumayan panjang ya.

1.       Tentukan satu jurusan ilmu yang anda akan tekuni di Universitas Kehidupan ini  

Pertanyaan yang sempat membuat kegalauan di hati saya. Kenapa sih Cuma satu, hehe. Tahun ini ada begitu banyak hal yang ingin saya pelajari, baik itu berhubungan dengan peran saya sebagai Ibu, Istri, atau secara individual saya sendiri. Menghafal Al-qur’an,  Menjahit, Menulis, belajar marketing karena berniat memulai usaha disini, juga semakin memperdalam ilmu baking, tapi karena ada skala prioritas, akhirnya saya memilih menjadi home-educator alias pendidik bagi anak saya sendiri. Menjadi guru mungkin bukan hal yang baru bagi saya yang memang basic kuliahnya di bidang pendidikan, tetapi ternyata menjadi guru bagi anak sendiri justru saya merasa tantangannya lebih besar dibanding saat saya mengajar di lembaga formal maupun informal.

2.       Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Karena tugas suami yang selalu berpindah-pindah, dan sudah menjadi komitmen keluarga kami kalau tak ada LDR diantara kita, anak saya pun harus berpindah-pindah sekolah. Di jenjang sekolah kelas 3 SD saat ini, dia juga sudah 3 kali berpindah sekolah dasar formal. Dan akhirnya melihat beratnya dia menerima kepindahan kami yang terakhir kemarin, kami akhirnya memutuskan buat mengambil jalur home-schooling saat ini. Disamping hal lain seperti susahnya mencari sekolah yang sesuai kriteria dan visi-misi keluarga kami di daerah ini. Semoga ini memang langkah terbaik yang kami ambil, aamiin.

3.       Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Pertama kali tentu “Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi,walaa haula wala quwwata illa billah”
(dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-NYA, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan-NYA). Doa yang lazim dibaca saat keluar rumah, tapi langsung terucap ketika kami mengambil keputusan ini. Kedua, ikhlas atas pilihan ini. Dan ternyata saya baru tahu ikhlas ini ada di materi pertama matrikulasi kemarin dan merupakan salah satu adab terhadap diri sendiri dalam menuntut ilmu. Ketiga, mencari dan terus mencari sumber-sumber ilmu. Bertanya ke teman-teman yang sudah memulai home-schooling sejak lama, membaca buku-buku maupun browsing materi dan membaca pengalaman orang-orang sebelumnya, bergabung dengan beberapa komunitas HS. Walaupun sebenernya anak saya bukan sepenuhnya disebut HS karena saya tetap mengikuti kurikulum sekolah sebelumnya dan aktif berkomunikasi jarak jauh dengan guru-gurunya
.
4.       Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut

Terhadap diri sendiri, kembali lagi harus benar-benar ikhlas dan membersihkan jiwa dari hal-hal buruk agar ilmu bisa masuk ke dalam hati. Terus semangat dan jangan pernah berputus asa. Mencari berkah ilmu dengan mencari keridhaan guru. Contohnya tidak asal copy-paste  tanpa mencantumkan sumber. Terakhir, jangan lelah mencari sumber ilmu tapi tetap menyaring informasi yang kita dapatkan.

Salam Ibu profesional
-Fia-