Halaman

Sabtu, 04 Juni 2016

Ramadhan tahun ini

Ramadhan pertama kali kami di Bekasi. Sebenar nya, saya paling tidak semangat menyambut Ramadhan tahun ini. Kosong dan hampa rasanya. Malah, sejak iklan sirup dan sarung itu mulai berseliweran di TV, hati saya makin sesak, air mata tak tertahankan, benar-benar pedih rasanya. Masih lekat di ingatan, sahur dan buka puasa pertama tahun lalu, kami lalui di Rumah Sakit. Ummi yang semangat shalat tarawih di tengah kondisinya yang sangat lemas, Ummi yang terbangun saat saya dan abba sahur dan keukeuh maksa mau ikut sahur dan puasa. Dan, Ummi yang akhirnya kembali ke Sang Pemilik Raga di 3 Ramadhan tahun lalu. Bahkan menuliskannya pun jari saya masih bergetar. Hal-hal itu membuat euforia Ramadhan kali ini rasanya sama sekali tak ada di rumah kami, yang ada masing-masing kepala malah lebih banyak diam, entahlah apa memikirkan hal yang sama.

Tapi saya menyadari satu hal, bulan-bulan terakhir ini ibadah saya menurun drastis, one day one juz saya mulai bolong-bolong, dhuha dan tahajjud yang tidak konsisten lagi, hafalan surah yang tidak maju-maju, puasa senin-kamis yang mungkin hanya sebulan 2x, hikkksss, belum lagi dosa lisan saya pada Ayah dan Suami, Subhanallah, Astagfirullah al adzim, ampuni hamba ya Rabb. Tiba-tiba saya merinding tak ada lagi hari esok untuk saya, tak ada lagi doa anak sholeh yang menjadi amal jariyah Ibu saya di sana, hikss,, Astagfirullah al adzim. Terbayang juga salah satu kata bijak yang pernah saya baca di Medsos, ada seseorang yang ingin taubat dan hijrah keesokan paginya saat ia terbangun tetapi Allah SWT memanggilnya malam ini. Ya Allah, kembali dekatkan aku padaMU ya Rabb, aamiin.

Saya adalah orang yang sangat target oriented. Tipe orang yang suka menuliskan target dan resolusi dan menchecklistnya saat target itu tercapai. Karena itu, sebagai ajang kembali mendekatkan diri padaNYA, biarlah malam ini, malam terakhir di Bulan Sya'ban, seakan-akan menjadi titik balik saya kembali,menjadi titik 0 saya menuju angka sempurna 100 seperti nilai di sekolah-sekolah :)

1. Sholat wajib di awal waktu saat aszan selesai bwekumandang, plus Sholat sunnah rawatibnya. No excuse
2. Khatam Qur'an minimal 2 kali
3. Dhuha dan tahajjud konsisten tiap hari
4. Muroja'ah hafalan dan kembali menghafal Juz 30, minimal 5 surah, semoga bisa selesai, aamiin
5. Infak/Sedeqah tiap hari walau nominalnya kecil. Memberi buka puasa pada 1 fakir miskin lebih utama.
6. Manajemen mengelola emosi lebih baik. (Ini sungguh PR berat)
7. Menghadiri majelis ilmu minimal seminggu sekali, menuliskan ilmu yang didapatkannya di sini
8.perbanyak zikir. Selalu hiasi lusan dengan Zikir.
9. Menghindari ghibah. Saat ghibah jauh lebih mudah dilakukan secara online saat ini. *sight -_-
10. Tidak membuang-buang waktu dengan hal-hal useless. Contohnya chatting atau online kelamaan. Tontonan TV yang kurang bermanfaat. Membuat lagi jadwal harian di Bulan Ramadhan (PR!).
11. I'tikaf. Ini benar2 impian kami tapi belum pernah terlaksana, mulai dari anak masih kecil, sampai ada saja halangannya. Semoga Tahun ini bisa tercapai. Aamiin...

Yang terpikir malam ini hanya 11 poin ini, mungkin ada yang bisa menambahkan kegiatan positif lainnya?

Oiya, untuk kegiatan anak selama ramadhan, saya akan tuliskan  posting tersendiri nanti, kebetulan Tahun ini bisa dibilang full liburan jadi bisa lebih berkreasi kegiatan-kegiatannya.

Bismillah,, mari membangun sikap positif menyambut bulan istimewa ini, bahkan Nabi Muhammad SAW saja sudah berdoa 2 bulan sebelum datangnya Ramadhan
" Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan" (HR Ahmad 2228)

Juga diriwayatkan dari abu hurairah radhiyallahu 'anhu, katanya: Rasulullah shollallahu 'alaih wasallam bersabda: "apabila tiba bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaita-syaitan dibelenggu." (HR Muslim 1793)

Semoga kita dimasukkan Allah Swt ke dalam golongan para pencari kebaikan di bulan Ramadhan, bahkan sepanjang usia kita. Dijauhkan dari golongan pencari keburukan, aamiin allahumma aamiin

Marhaban ya Ramadhan

Kamis, 26 Mei 2016

Inside my freezer (manajemen belanja & masak mingguan)

Malam ini mau nulis topik emak-emak banget, mumpung abis belanja mingguan. Jadi, semenjak pindah ke Bekasi, isi kulkas saya jadi berubah total. Setelah sebelumnya di surabaya, kulkas saya selalu kosong atau minim isi, paling isinya cuma bahan kue, karena apa? Karena pasar yang lumayan lengkap letaknya pas di ujung gang rumah kontrakan, jadi, lauk, buah, sayuran, dibeli fresh daily. Bahkan saking dekatnya, dalam sehari saya bisa 3 kali bolak-balik pasar, belum hitungan mengutus anak juga kalo ada yang kelupaan dan saya udah rempong di dapur.

Di Bekasi, isi kulkas saya selalu penuh :) . Walaupun ada juga pasar yang dekat, tapi mobilitas suami yang sudah harus berangkat maksimal jam 6.30 pagi mengharuskan saya memasak subuh, dan menyiapkannya bahan-bahannya malam sebelumnya. Awalnya, beghh,, rempong, terseok2, keringetan, takut belom matang dan sudah harus masuk kotak bekal. Tapi, makin kesini, everything is running smoothly and better.

Tipsnya, saya belanja lauk dan sayur non dedaunan seminggu sekali. Kali ini saya bahas isi freezer dulu ya. Di freezer saya selalu ada minimal 6 kotak lauk. Kenapa cuman 6, bukannya seminggu ada 7 hari? Karena lauk di hari belanja kan gak usah masuk freezer :) . Minggu ini isi freezer saya seperti di gambar, pokoknya rulesnya jangan sampai ada lauk yang berulang dalam seminggu itu. Oiya, salah satu rutinitas saya adalah membuat list menu buat 15 hari, dan tetep diusahakan jangan sampai ada lauk atau sayur yang berulang. Membuat list menu begini, selain memudahkan buat belanja, juga bisa buat mengatur budget belanja bulanan loh, dengan 155 ribu rupiah, saya sudah bisa membeli daging ½ kg, ayam ½ ekor, cumi ½ kg, udang ½ kg, ikan kembung 1kg, ikan bawal 1 kg. Lauk seperti itu sudah sangat cukup buat menu kami seminggu. Jadi, buat minggu ini, menu kami seperti ini;
Minggu : udang goreng tepung + sayur capcay + sambal botolan
Senin : ikan goreng balado + sayur labu siam kacang ijo santan + sambel bajak
Selasa : cumi masak hitam + sayur bening + tempe goreng
Rabu: bawal bakar bumbu + sambal dabu-dabu + tumis kangkung
Kamis : ayam ala kfc + sayur sop
Jumat : kari daging kentang
Sabtu: ikan goreng + gulai kacang panjang + sambal mangga

Untuk sayuran seperti wortel,kentang, buncis, yang bisa tahan berhari-hari saya malah beli per 2 mingguan, sedangkan sayur dedaunan saya beli tiap hari sepulang mengantar anak sekolah, atau di pasar malam dekat rumah.Budget untuk sayur, maksimal 5 ribu rupiah perhari. Manajemennya, lauk setiap ba'da maghrib saya keluarkan dari freezeer, kemudian saat mau tidur saya masukkan kembali ke kulkas bawah. Bumbu seperti duo bawang memang sudah dikupas perminggu, saya pernah menyetok bumbu dasar, tapi kurang suka karena rasanya tidak fleksibel, lagian, menyiapkn bumbu gak lama kok, apalagi kalau ada blender, walaupun di list menu diatas, apa sih yang butuh di blender, hanya bumbu kari ;) . ba'da subuh, saya mulai mengulek bumbu, dan bertempur di dapur, percayalah, selain kari, dalam setengah jam, 2 menu diatas sudah siap :) . sayurnya saya sudah potong/petik tiap malam sambil nonton, jadi memang tinggal di rebus atau tumis.

Oiya, bisa diliat, selain lauk mingguan,isi freezer saya ada bakso, nugget, whipcream dan cream cheese. Bakso dan nugget homemade tanpa MSG tentu saja, kalau itu dibuat bulanan setiap abis gajian ;) .

Jadi, menyiapkan dan memasak tiap hari tidak susah bukan, ini tentu bisa diterapkan buat working mom, hal pertama yang paling penting memang niatt dan tekad yang kuat sih, and everything will follow easily ;) . Selain jauh lebih hemat, tentu jauh lebih sehat dan menyenangkan loh rutinitas seperti ini :)

Rabu, 25 Mei 2016

Holla Blog :)


Wow... My last posting was in October 2012. Almost 4 years ago. Started with my laptop had been stolen. Then, internet connection in Palu was so bad. I lost my spirit to write, I forgot one thing that writing is one way of my self healing.

More than three years, of course there were so many things happened. Joy, laugh, fear, sadness, even tears (and suddenly remember inside out movie :D ). I had moved to another island, another place, twice from my last posting at Palu. I lost my biggest motivator, the most trusted sharing person, my Mom was dead June, last year. Finally, Alhamdulillah, We have our own house after almost nine years of marriage, hi hi. Well, I’ll try to memorize the detail of some unforgettable memories and write those in other posts.

Now, Bismillahirrohmaanirrohiim…sweep and mop not only dust but also spider web everywhere :D , note every special moment, and let’s save the memories again :)