Halaman

Sabtu, 17 Februari 2018

Day 16: Yuk ajari anak berinvestasi 😊

Sempat membatin juga sih pas mau coba ngobrolin ini. Terlalu dinikah? Tapi toh yang kita mau jelasin bukan investasi dengan bahasa tingkat tinggi, cukup dengan bahasa sederhana yang bisa dicerna olehnya. Sebelum mencoba menyinggung investasi tentu kami harus menyinggung tabungan dulu. Buat apa dia nabung, jangka pendek dan jangka panjang. Ya karena punya mimpi buat ini itu katanya. Akhirnya kami pelan-pelan masuk, ada loh Dan tabungan yang nilainya bisa bertambah tanpa kita tambah sebenarnya contohnya deposito. (Jangan lupakan masalah riba ya😂).deposito itu nanti kalau uang Zidan sudah terkumpul banyak lalu kita masukkan ke Bank tapi tidak boleh diambil beberapa bulan atau bisa sampai tahunan, nanti setiap bulannya kita dapat bagi hasil karena uang itu oleh banknya dijadikan modal usaha,keuntungannya nanti juga dibagi ke kita. Saat ia keliatan paham, barulah sampai disini, kami bilang deposito itu adalah salah satu investasi. Kami sih jelasin investasi itu menggunakan uang kita untuk memperoleh uang yang lebih banyak lagi tanpa harus bekerja kayak saya yang jualan makanan contohnya. Selain deposito, kami juga memberi contoh emas yang sempat dia liat kami jual pas butuh uang dulu. Kami ceritakan kalau emas itu dulu dibeli cuma dengan harga segini tapi kami jual baru-baru ini dengan harga segini. Bertambah banyak kan? Ya itulah investasi. Mau menceritlan juga masalah reksadana kok kayaknya terlalu cepat. Padahal niatnya sebenarnya ingin mengajak dia ikut reksadana pakai uangnya sendiri hasil dari bantu-bantu saya atau sisa uang jajannya, walau cuma 100 ribu/bulan. Tapi tidak malam ini saja, sudah cukup memgenalkan jenis investasi berupa deposito dan emas dulu malam ini😊😂

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Jumat, 16 Februari 2018

Day 15: mengenalkan ZIS pada anak sejak dini

Di hari ke 15 baru sempat menyinggung inu, padhal salah satu pilar penting dari mengajarkan keuangan pada anak sejak dini. Seperti yang sempat saya singgung, untuk saat ini pengeluaran utama Zidan itu kami ajari langsung dibagi 3, kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan infaq/sedekah karna yang wajib mengekuarkan zakatnya masih ortunya. Tapi kami tetap mengajari perbedaan antara Zakat,infak, dan sedekah sih, cuma untuk sekarang kami bilang kewajibannya untuk zakat masih sebatas zakat fitrah. Kami sejauh ini sudah memberi contoh buat ZIS itu disisihkannya di awal bulan, bukan dari sisa-sisa uang bulanan. Berikan sedekah terbaikmu.jangan hanya bersedekah di saat lapang saja, tapi juga saat keadaan lagi sempit😊. Alasan klasik tapi benar lainnya tentu saja mengajarkan bahwa masih banyak orang-orang yang tak seberuntung kita. Lalu tentu saja menyinggung amalan jariyah yang salah satunya adalah sedekah jariyah. Misalnya disini sedang dibangun rumah tahfidz plus masjid, kami ajak dia untuk ikut berinfaq dari sisa uang jajannya😊 sambil mengingatkan kembali tentang sedeqah jariyah. Dan tentu saja mengajarkan bahwa sedekah itu tak melulu soal materi. Mengajari temannya yang belum mengerti pelajaran sementara ia sudah paham, berbagi bekal, membantu orang lain seperti membantu membersihkan rumah orang yang kebanjiran juga termasuk sedeqah😊. Yamg masih jadi PR di nominal sih ini. Masih harus mengajarkan keikhlasan buat berinfaq atau sedekah dengan nominal tinggi menurutnya seperti ketika jumatan di celengan masjid😅

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Kamis, 15 Februari 2018

Day 14: mengajarkan keuangan melalui game

Hari ini sebenarnya lagi tidak ada ide mau ngapain, selalu begitu kalau gak sengaja tidur siang😁. Jadi kepikiran permainan jadul ini. Kalau dulu kita main pakai kertas asli sekarang game monopoli ini bisa di unduh di play store. Sebenarnya ada beberapa prinsip permainan ini yang tidak sesuai sih, kayak sacam pertarun itu kan tidak boleh. Tapi jadi mengajarkan kita ambil baiknya saja. Dulu sempat sih Zidan main ini pakai karton aslinya tapi sekarang kartonnya sudah entah dimana, jadi kami mengunduh saja di play store. Monopoli jni permainan yang betul-betul mengajarkan ananagaimana mengatur uangnya dengan baik agar bisa memonopoli atau menguasai keuangan. Ada pembelian dan penjualan properti, penyewaan, tawar-menawar, bahkan meminjam ke bank jika uang tidak cukup (yang hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip keluarga kami😅), dll. Membutuhkan strategi kita bagaimana mengatur dana yang kita punya. Aslinya kalau bukan bermain virtual bahkan ada uang dan kartu kepelikan properti sendiri. Seruu, saya aja masih suka main😂. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik sebenarnya dari permainan ini. Bagaimana mengatur cashflow oeuangan kita, keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, mengajarkan investasi  sekalian, bahwa investasi itu harus dengan perencanaan yang baik. Sementara kami mainnya masih lewat hape sih, jadi zidan belum merasakan benar-benar memegang uangnya. Disini belum tau mau beli dimana soalnya😁.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Rabu, 14 Februari 2018

Day 13: The most important of all... Mengenalkan konsep rezeki pada anak

Sampai sejauh ini, sudah hari ke 13, saya baru menyadari hal ini belum saya bahas, kalaupun di bahas hanya selewat saja. Bagaimana mengajarkan konsep rezeki pada anak. Darimana, cara dapatnya bagaimana,  bagaimana menghabiskan rezeki yang terbaik menurutNYA.

Zidan bukan anak yang gampang di ceramahi atau suka mendengarkan nasihat panjang lebar. Jadi kami biasanya menyisipkan siraman rohani begini ya saat berada dalam sikon yang sesuai atau saat-saat pillow talk santai sebelum tidur.

Memberi tahukan Zidan bahwa rezeki itu berasal dari Allah tentu sudah sejak lama kami katakan, tapi tentu tetap harus diulang-ulang, apalagi kalau kami sudah ajak buka surah saba ayat 23
"siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi? Katakanlah Allah".
Kalau sudah menyangkut firman Allah, yang katanya Zidan ini bukan quote manusia ya mi, hehe, pasti akan bisa lebih gampang diterima oleh anak. Beli baju baru misalnya, kalau ditanya ini dari mana , dari Allah melalui gaji abi, walau kadang nyeleneh dari malaikat mikail tadi😂. Jadi sekalian kami memahamkan kalau rezeki itu datangnya hanya dari Allah, jadi tak ada tempat meminta selain kepadaNYA. Soalnya ngeri juga sekarang banyak perilaku menjurus syirik seperti mendatangi dukun buat minta pelaris, memelihara tuyul, yang benar-benar tidak bisa diabaikan untuk segera memberi tahu anak tentang ini. Selain cara "mistis" begitu sekalian juga menasihati santai Zidan untuk memperoleh rezeki dengan cara yang halal. Karena godaan itu akan selalu datang dari syaithon bahkan berupa harta melimpah yang diperoleh dengan cara yang kotor. Abinya mencotohkan real yang pernah dialaminya kalau ini😂.

Allah swt juga sudah menjamin rezeki masing-masing mahluk. Dan datanglah pertanyaan itu, "kalau sudah punya rezeki masing-masinng berarti gak usah capek-capek kerja donk, entar dari sananya sudah dikasih sedikit dari Allah, biar kerja keras ya tetap segitu dapatnya. Setelah puyeng-puyeng browsing dan nanya bapak akhirnya kami sama-sama buka Surah An-Najm ayat 39
"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya".
Jadi rezeki itu juga tetap ditentukan besarnya ikhtiar seseorang. Sekalian sebagai alasan kalau dia bertanya kenapa ada orang kok tidak sholeh tapi rezekinya banyak. Ya karena mereka rajin dan berusaha keras.

Selanjutnya cara mengelola rezeki, seperti yang belum sempat saya bahas juga si ZIS ini, ada hak orang lain dalam rezeki yang kita terima. Qanaah dalam menerima rezeki dariNYA misal ketika tau dagangan emaknya sepi. Jangan terlena akan limpahan rezeki apalagi membuat kita jadi terkena penyakit wahn alias terlalu cinta dunia ketika kami lagi dapat banyak rezeki misalnya. Menjelaskan juga bahwa Allah membenci perilaku mubazir ketika ia lagi pengen makan di luar padahal saya sudah masak banyak. Bagaimana kita harus membelanjakan harta di jalan Allah, jangan sampai malah membuat kerusakan seperti kala ia dikasi waktu bermain handphone dan sangat sedih dan gak terima ketika jam main hpnya sudah habis. Jangan malah menjadi lalai karena rizkiNYA. Daan terakhir, rezeki tak melulu masalah harta dan uang tapi juga teman yang baik, kesehatan, kelancaran dalam belajar juga adalah rezeki tak bernilai dariNYA.

Mungkin sedari tadi ini terdengar teoritis tapi yakinlah menjelaskan kepada Zidan hal ini tak seteoritis itu, kadang sambil main ludo😂 kadang sambil makan, kadang sambil main smackdown ala-ala dan banyak sikon lainnya 😂

=====================
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Selasa, 13 Februari 2018

Day 12: Zidan's today's quote about knowledge

Hari ini emang benar-benar juara capeknya si emak. Pesanan roti gak berhenti-berhenti, disyukuri saja, sepanjang masih mampu, apalagi tetangga yang bantuin malah yang sangat semangat. Jadilah hari ini termasuk hari yang gagal bagi saya membersamai Zidan😢.

Tadi Zidan katanya sempat membaca suatu quotes di salah satu buku, dan lumayan membuat saya tersenyum penuh arti ketika ia meminta penjelasan makna dari quote tersebut. Bunyinya adalah "ilmu adalah harta karun yang bisa dibawa kemana saja".  Saya sampai harus memberi contoh sikon yang gampang ia pahami. Mencoba membayangkan di masa depan, tiba-tiba (naudzubillah) ada musibah seperti kebakaran, perusahaannya bangkrut misalnya, dan tidak ada pagi harta apapun yang bisa kita bawa. Kita masih punya ilmu yang bisa jadi modal kita buat mencari uang. Ikmu disini ilmu apa saja dari yang teoritikal sampai praktikal, dari ilmu hitung menghitung akuntansi sampai ilmu jahit. Dari pemrograman coding misalnya sampai sampai ilmu masak-memasak. Ilmu agama pun juga begitu. Alhamdulillah dia bisa mengerti dan malah saya bisa menemukan binar di matanya. Binar untuk lebih semangat menuntut ilmu. Semoga masih ada hubungannya postingannya dengan tema mengajarkan finansial pada anak sejak dini.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Senin, 12 Februari 2018

Day 11: Mengajari anak melek finansial dari buku

Malam ini saya semangat sekali sebenarnya, mungkin karena habis berbagi cerita di kelas pertukaran pelajar Bunsay.  Jasi sekarang cerita hari ini bersama Zidan yang ringan-ringan saja.

Selain ngobrol dari hati ke hati, diskusi santai dan tentu yang paling penting jadi contoh nyata bagi Anak bagaimana kita mengelola keuangan, salah satu cara yang menurut saya juga bisa membuat hati anak tersentuh itu yaitu melalui buku. Serial why yang sempat saya singgung kemarin, sangat cocok dibaca anak-anak karena berbentuk komik dan full colour. Cuma karena penulis luar jadi mungkin ada beberapa tips yang tidak cocok buat diaplikasikan di negara kita. Saya sorw tadi sempat utak atik rak buku nyari buku yang berhubungan dengan finansial anak selain serial why dan dapatlah 2 buku ini. Jadi deh saya menyuruh Zidan membaca ulang. Buku-bukunya rekomended semua, dan tentunya sangat menarik dan ramah anak. Sekarang saya lagi inginembeli buku muamalah buat anak, menunggu ada yang dinas luar dulu karena lagi-lagi suka nyesek di ongkir. Katanya bukunya juga sangat rekomended. Buku itu katanya bisa mempengaruhi pemikiran anak jadi mari mencoba membuat anak melek finansial sejak dini melalui buku :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Minggu, 11 Februari 2018

Day 10: Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, yay or nay?

Quote klasik yang sudah saya dengar dari jaman saya SD. Dalam hal ibadah dan belajar sih yess. Harus istiqomah, harus rajin, karna kelak akan kita petik hasilnya. Ya tapi sebenarnya gak juga ya kalau ibadah yang kita lakukan ikhlas, lalu belajar kita buat menyenangkan, kenapa harus bersusah-susah :). Nah, dalam hal mengatur keuangan, saya malah termasuk mengajari zidan agak melenceng dari quote tersebut. Jangan terlalu pelit ke diri sendiri. Sepanjang kita sudah mengatur dengan baik pos-pos pengeluaran kita, kita juga berhak menikmati hidup. Misalnya saat weekend begini kita makan diluar. Entah kenapa kadang terbersit, umur siapa yang tahu dan semua orang tentu punya cita-cita bahagia dunia akhirat. Masih jauh sih sebenarnya pengaplikasian ini.mungkin kelak kalau dia sudah berpenghasilan sendiri

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Sabtu, 10 Februari 2018

Day 9: Menuju liburan impian

Tahun ini, keluarga kecil kami punya rencana liburan napak tilas ke Surabaya. tempat zidan menghabiskan masa batitanya, lalu kesana lagi saat akhir taman kanak-kanak sampai SD kelas 2. Dari sana, rencana kami akan keliling-keliling seperti ke Malang, Jogja, Bandung, dan terakhir ke Jakarta. Jadi jauh-jauh hari kami sudah bilang, semuanya pasti ditanggung kami selaku ortunya, seperti tiket, makan dan akomodasi. Tapi seperti jajanan juga barang-barang pribadi yang dia mau beli, dia harus beli sendiri. Jadi sekarang kami beri dia celengan khusus 1 lagi khusus buat liburan ini. Terserah dia sih persentasi tabungannya. Makanya saya lagi mikir-mikir nih sekarang, sepertinya bakal menambah uang jajannya. Selama ini Zidan hanya diberi uang saku 50ribu/ Minggu, itu sudah termasuk kegiatan di luar sekolah seperti taekwondo dan tahfidz. Bahkan sekarang pramuka pun jadi ekskul wajib di kamis sore. Toh walalupun kadang ada saat-saat dia impulsive tiba-tiba mau jajan banyak, tapi most of the time dia menunjukkan dia termasuk abak yang sangat irit. Jarang mau bawa uang saku ke sekolah, dll. Jadi untuk menambah-nambah pos tabungannya sekarang yang ada 2, uang jajannya dinaikkan 40%. Kelihatan banyak dari sisi persentase tapi sebenarnya tidak dalam sisi nilai. Dan Zidan tentu saja tetap jadi karyawan tidak tetap di usaha roti rumahan kami, dimana akan dimintai bala bantuan jika sikon sedang hectic,dan akan ada gaji untuknya, hehe.

Jumat, 09 Februari 2018

Day 8: serunya membaca buku #serikeluargairit

Sudah lama sebenarnya buku-buku ini kami beli tapi karena mahalnya ongkir di di titipkan ke teman dulu. Baru saat ada teman yang ke ibukota negara, kami menitip 1-2 buku. Seri yang pertama terbawa ternyata seri ke 18, dengan judul "TIP SEHAT TAPI TETAP HEMAT". Menurut saya buku ini keren sekali, penulisnya sepertinya jepang ya, atau tiongkok, duh seharusnya saya cari rau dulu tadi. Disajikan dalam bentuk komik, full colour, dengan bahasa yang ringan, tentu akan gampang disukai oleh anak-anak. Di keluarga kami sendiri, jarang sih jajan di luar, apalagi saya hobi mengutak atik resep di dapur, walaupun kadang hasilnya jauh dari sempurna. Dulu zaman masih di bekasi, zidan sama paksu selalu bawa bekal dari rumah, selama ini belum pernah semacam ikut katering atau makan di luar kecuali weekend. Ternyata, masak sendiri itu biaa berhemat banyak loh. Saya punya budget mingguan buat beli lauk pauk, setiap harinya 2 lauk dan 1 sayur. Diusahakan tak ada masakan yang sama selama seminggu. Dan setelah makan di luar saat weekend, jatuhnya malah makan diluar sekali makan malah lebih mahal buat budget membeli lauk-pauk selama seminggu. Apalagi kalau tiap hari mesti makan di luar rumah. Mindset ini berusaha saya bagi dengan zidan, ngobrol santai bahwa makanan rumahan itu selain lebih sehat, ternyata bisa membuat kita berhemat banyak. Tapi tetap dalam sebulan ya ada agenda buat makan di luar, selain mengurangi kepenatan, menibgkatkan bonding dan qualitybtime dengan ngobrol santai dengan suasana bukan dirumah, juga buat meliburkan si emak dari rutinitas dapur sehari-hari :).

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Kamis, 08 Februari 2018

Day 7: Monthly groceries

Sore menjelang maghrib tadi, kami baru sempat belanja bulanan. Biasanya padahal sudah dilakukan sebelum tanggal  5 setiap bulannya. Saat lagi memilah-milih barang, zidan melihat saya selalu pegang hp. Jadi daripada disangka main hp saya perlihatkan deh apa yang saya lakukan. Yaitu menghapus tulisan barang yang telah masuk ke keranjang belanja. Jadi sebelum ke SPM saya selalu mencatat dulu barang apa yang akan saya beli,lalu setelah disana saya akan menghapus barang demi barang yang saya masukkan ke trolley belanja. Saya memberi tahu zidan, ini penting dilakukan agar tidak ada barang yang terlupa atau sebaliknya double dimasukkan ke keranjang. Disamping itu, melatih kedisiplinan juga agar tidak membeli barang diluar list yang sudah dibuat. Zidan juga senang ikut belanja bulanan seperti ini karena dia bisa leluasa memilih barang yang dia inginkan tapi tidak boleh lebih dari budget yang sudah ditentukan. Nah setelah kembali kerumah, zidan akan kembali melihat saya mencatat nota belanja tersebut dalam aplikasi keuangan keluarga kami. Semoga kelak pengalaman seperti ini membawa makna dan pelajaran buat kehidupannya di masa mendatang.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Rabu, 07 Februari 2018

Day 6: Dasar utama mengajarkan finansial sejak dini pada anak

Saya baru sadar, harusnya ini malah jadi kerangka awal buat tantangan level ini yang harusnya dibahas justru di hari pertama :).

Kenapa mesti repot-repot mengajarkam finansial sejak dini pada anak? Kalau kami sendiri sih agar anak-anak terbiasa mengatur kehidupan dan mimpi serta tujuan hidupnya sejak dini. Terkesan lebay ya. Hehe. Tapi setidaknya memberi mereka tanggung jawab dan pengetahuan-pengetahuan finasial sejak dini, maka mereka akan lebih cepat menyadari hal-hal klasik seperti kebutuhan vs keinginan, kenapa harus berhemat, kenapa hidup harus punya mimpi, dan tentunya saya pernah baca juga mengajarkan finansial seperti ini kepada anak juga bisa meningkatkan emotional qoutient (EQ) mereka sendiri yang katanya malah berperan lebih besar untuk kesuksesan hidup seseorang di masa depannya kelak dibanding intellegence qoutient (IQ)nya.

Karena Zidan sudah berumur 9 tahun, jadi cara kami mengajarkan finansial kepadanya saat ini yaitu membagi 3 dulu arus kas nya yaitu kebutuhan sehari-harinya (disini jajannya), kedua itu tabungan, dan terakhir yaitu ZIS (zakat,infaq, shodaqoh). Masing-masing poin diatas tentu ada penjabarannya masing-masing yang lebih detail. (ZIS nanti dibahas sendiri ya). Contohnya di poin kebutuhannya sehari-hari adalah kami sudah pernah menjelaskan konsep need dan want. Apakah dia menginginkan sesuatu itu karena dia butuh atau cuma sekedar ingin. Kalau cuma sekedar ingin, seberapa penting atau seberapa berpengaruh keinginan membeli barang atau memakai jasa tersebut terhadap tingkat kesenangannya atau malah hidupnya. Kebutuhan pun kami jelaskan dengan santai antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Ya walaupun sebenarnya hanya buat memberi pengetahuan saja. Toh kebutuhan primer dan sekunder, serta konsep need diatas itu masih tugas kami orang tuanya untuk memenuhinya.

Setelah menjelaskan 3 poin penting diatas, kami lalu menyuruh dia mencatat pemasukan dan pengeluarannya dalam buku khusus (walaupun ini ya masih bolong-bolong). Lalu menuliskan juga impiannya di buku kasnya tersebut. Impian jangka pendek dan jangka panjang. Kami juga menekankan sih habiskan uang jajannya, karena kan sudah disisihkan di awal untuk tabungan sesuai targetnya, buat ZIS juga sudah disisihkan di awal. Jadi kami sudah menekankan tabungan dan ZIS itu disisihkan di awal. Tapi tetap saja uang sisa yang harusnya dia habiskan buat jajan tetap sedikit demi sedikit kembali dia sisihkan untuk ditabung, walau kadang juga uang tabungan sisa jajannya itu bisa habis dalam sehari kalau nafsu jajannya lagi tinggi atau malah ingin mentraktir temannya. Di akhir bulan, harusnya saya mereview buku kas ini, tapi sayangnya anak-anak ya masih belum disiplin mencatat hal tersebut. Kadang sih sudah mau mengajarkan konsep investasi, tapi sepertinya masih terlalu dini. Cukup seperti ini dulu. Semoga tidak terlalu cepat baginya buat membuatnya jadi anak yang melek finansial :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Selasa, 06 Februari 2018

Day 5: mengajarkan anak berbisnis sejak dini :)

To be honest, hari ini saya mati gaya mau nulis apa, apalagi zidan tumben tidur siang dan lama pula jadi jarang ngobrol deh hari ini. Mau bercerita tentang shodaqoh dan berbagi tapi terlalu berat buat otak saya yang lagi balik ke pentium 1 kayaknya malam ini. Mau cerita juga masalah pembukuan dan minta pendapat si anak tapi tetap masih berat saat ini😂. Jadi karena berhubung tadi saya mulai jualan lagi setelah vakum sebulan lebih akhirnya malamnya kami jadi ngobrolin ini deh.

Zidan asik melihat saya menghitung uang hasil penjualan dan mencatat pemasukan pengeluaran hari ini. Sempat ngegodain minta jatah, tapi kubilang kan dia gak bantuin hari ini jadi gak boleh. Akhirnya dia nanya memang banyak ya uang yang bisa di dapatkan mi. Karena pertanyaan inilah saya akhirnya kepikiran buat nulis ini. Saya mulai dengan menghitung modal 1 resep roti jualan saya yang menghasilkan 4 buah cake. Tak lupa menghitung biaya produksi tak terlihat seperti gas, air, dan listrik. Pokoknya semendetail mungkin. Lalu setelah itu bagaimana cara menentukan harga jual. Mengambil margin untung berapa plus melihat juga sekeliling, karena tidak boleh menjual jauh dibawah harga pasar karena akan menjatuhkan penjual lain dan juga tentu jauh diatas harga pasar karena nanti tidak ada yang mau beli. Nah setelah itu saya menyuruhnya menghitung pemasukan dari 4 roti tersebut. Dan matanya cukup berbinar saat selesai menghitung, apalagi ketika saya menambahkan itu baru sehari, coba kali sepuluh hari, atau coba kali sebulan. Dan sekalian menyentilnya dengan, tapi capek kan, jadi uang itu harus dihargai, karena dapatnya butuh usaha kan :)

Semoga saja obrolan ringan dan hitung-hitungan sederhana diatas bisa membekas di benaknya. Dan semoga besok mood saya kembali,hehe. Dan tiba-tiba ingat kata salah satu atasan saya dulu kalau mood itu adalah excuse untuk kemalasan😂. Oke jadi semangatnya harus dipupuk dari sekarang, semangaat :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Senin, 05 Februari 2018

Day 4: mengajarkan anak hemat listrik

Saya masih rancu sih apa mengajarkan hemat listrik ini berhubungan dengan mengajarkan finansial juga kepada anak atau tidak, tapi seharusnya berhubungan ya. Karena bayar listriknya pake duit,hehe. Dulu Zidan termasuk tidak peduli masalah konsumsi listrik ini, belum tahu kalau listrik itu dibayar perbulan. Yang tersimpan di otaknya saat itu mungkin hanya jangan boros saja di berbagai hal termasuk listrik, boros itu temannya syaithon. Baru 2 tahunan ini kayaknya saat dia sudah kelas 2 SD baru kami mulai benar-benar disiplin. Matikan lampu, AC, sampai mesin air jika tidak terpakai, AC cukup dinyalakan dari malam hari sampai subuh dikamarnya, kalau siang hari cukup dikamar kami saja, karena toh jarang juga kami semua tidur siang. Kalau dulu dia sebatas bertanggung jawab di peralatan elektronik di kamarnya. Pelan-pelan kami juga memberi dia tanggung jawab di peralatan elektronik di keseluruhan isi rumah. Belum sempurna, masih banyak lupanya, tapi ya semua hal pasti butuh proses. Yang oenting dalam setiap usaha dan pembelajaran sebenarnya adalah konsisten. Selain itu memberi contoh yang baik, jangan sampai kita menyuruh anak berhemat listrik tapi sementara kita sendiri masih boros dalam hal ini. Satu kalimat terakhir mungkin, sudahkan anda mencabut kabel charge handphone anda saat ini? :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Minggu, 04 Februari 2018

Day 3: bang bing bang yok kita nabung

Zidan dan menabung sebenarnya sudah sempat saya singgung di hari pertama ya. Dimana anak ini sangat irit membelanjakan uang jajan mingguannya buat ditabung dengan satu cita-cita beli lambhorgini😂😂.

Saya sadar ada yang harus saya luruskan disini. Belum pun menyinggung kalau hidup itu tak usah bermewah-mewah atau qonaah terhadap rezeki yang diberikanNYA. Dulu saya turuti saja karena melihat hal itu membuat anak ini jadi rajin menabung. Jadi pola menabung Zidan selama ini itu menyisihkan sebagian uang jajannya hari demi hari lalu di awal bulan berikutnya kami ke bank untuk menyetorkan tabungannya selama sebulan itu, tak banyak pasti. Hanya lebih 100ribuan sebulan, toh uang jajannnya kalau diakumulasikan cuman antara 200-250 ribu. Biasanya jadi agak lebih banyak kalau dia dapat rezeki dari kakek/nenek/teman ortunya. Disinilah biasanya kami sisipkan lagi bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah SWT tapi kita tetap wajib berikhtiar mencarinya. Biasanya kalau dapat uang kaget istilahnya kalau tiba-tiba diberi uang seperti itu, setengahnya ia tabung lalu setengahnya ia pakai jajan sesukanya deh. Sepanjang jajanan yang dibelinya tidak aneh-aneh ya kami biarkan saja sih selama ini, apalagi malah dengan dermawannya dia  sendiri yang mengajak kami ortunya makan di luar contohnya, nanti dia yang traktir katanya😂. Masih bingung juga, antara memang itu haknya, jarang-jarang juga terjadi, tapi dalam hati masih bertanya-tanya, apakah sudah tepat seperti ini.

Disamping itu, saya juga masih bingung antara mau menjelaskan sekarang tentang tabungan dan mimpi jangka pendek dan jangka panjang, membagi pos-pos tabungan menurut hal-hal yang di cita-citakannya ingin ia beli atau ia kunjungi. Apakah umur 9 tahun sudah cukup buat mencerna penjelasan itu atau belum. Selama ini masih abu-abu sih. Kalau ditengah jalan dia tertarik membeli mainan misalnya yang sampai pengen banget ya dia ngambil dari uang tabungannya. Berarti ada PR lagi yang harus saya cari-cari jawabannya besok nih :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Sabtu, 03 Februari 2018

Day 2: Mari ajari anak bermuamalah

Di hari ke 2 ini, saya ingat topik ini. Dulu sering sih mengajarkan zidan sedikit-sedikit tentang muamalah, contohnya saat jualan jilbab atau pancake, mengajarkan margin laba sedikit-sedikit. Mencatat harga modal dan hasil penjualan. Lalu berapa laba yang didapatkan, tapi dia sebatas cuma mengamati. Nah semenjak kami pindah ke Manokwari, saya mulai benar-benar melibatkannya sedikit demi sedikit. Contohnya melipat dus nasi kotak atau snackbox saya memberinya upah rp 500/dus. Lalu membantu beberapa hal seperti packing, mengisi dus snackbox dengan air minum, membantu saya beres-beres setelahnya juga biasanya saya beri upah 5 - 10 ribu. Bukan mengajarkannya kerja dengan pamrih. Tidak. Karena ini toh juga jualan, bukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Toh dia juga senang menjalaninya. Cuma saat saya tanya mau jualan makanan di sekolah gak? Dia masih belum pede. Selama ini dia baru pernah jualan mainan aja di sekolah,hehe. Saya juga pernah menyinggung 1 hadist yang walaupun katanya dhoif tapi saya anggap penyemangat. Bahwa salah satu dari pintu rezeki itu melalui perdagangan. Disamping itu tentu saja mengajarkan bahwa untuk mendapatkan uang itu tidak gampang, segampang menarik uang di mesin ATM seperti masa balitanya pikirkan, kita perlu melakukan usaha, bekerja untuk itu. Jadi akan tertanam juga pastinya sikap menghargai nilai uang dan syukur-syukur juga berhemat dan tidak boros :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Jumat, 02 Februari 2018

Day 1: Mendidik anak-anak cerdas finansial sejak dini ; uang jajan mingguan

Sukaaaa sekali dengan tema kali ini. Saya termasuk golongan emak-emak yang suka financial planning. Mungkin dulu dilakukan terpaksa karena memang harus benar-benar mengatur cashflow rumah tangga yang memang pas-pasan. Tapi entahlah, ada kebahagiaan tersendiri melakukannya. Menulis mimpi-mimpi yang akan dicapai di masa depan, mencatat pemasukan-pengeluaran dengan disiplin, menghitung instrumen-instrumen dana darurat, tabungan hari tua, pendidikan anak, dll, itu suatu keasyikan tak ternilai bagi saya. Pernah saya disentil, awas loh jadi pelit nanti kalau semua pengeluaraneati dicatat,hehe. Dalam hati membatin emang ada hubungannya ya. Saya bisa menghabiskan beribu kata kalau sudah memasuki ranah financial planning ini. Jadi sekarang mari kembali kentopik. Bagaimana memgajarkan anak cerdas financial sejak dini.

Di hari pertama, saya mau bahas tentang uang jajan mingguan Zidan dulu. Jadi sudah beberapa lama Zidan uang jajannya tidak diberi per hari lagi tapi per minggu, setiap hari minggu. Sekarang malah sudah ada pikiran memberinya perbulan saja, sepertinya dia sudah bisa memanage dengan baik. Bahkan terlalu baik🙈. Kenapa saya bilang begitu? Saya malah yang suka gemas sendiri, sudah dikasih jajan mingguan tapi anak ini lebih memilih tidak membawa uang jajannya ke Sekolah. Lebih suka dimasukkan ke celengan. Ya, salah satu hobinya menabung😂.  Dia hanya membawa uang jajan saat pelajaran olahraga, ekskul pramuka, atau saat latihan taekwondo. Di satu sisi saya terharu di sisi lain saya gemas dan kasihan. Dia terlalu terobsesi untuk menabung dan beli mobil sendiri suatu saat nanti. Tak tanggung-tanggung mobil yang ingin dibelinya lambhorgini😂😭. Padahal uang jajannya perhari cuma dijatah lima ribu rupiah, 50 ribu/minggu audah dengan kelas hafidz dan taekwondonya. Jadi so far memberinya uang jajan mingguan saat ini sudah bisa dikatakan sukses buat dirinya sendiri mengatur uang tersebut. Belum pernah kehabisan di tengah minggu. Mungkin hanya minta dibelikan snack saat kebetulan kami lagi belanja di supermarket atau semacamnya yang menurut kami masih wajar. Kedepannya, kami mau trial memberinya uang jajan bulanan. Apakah dia masih bisa mengatur dengan baik, let's see :)

*Ibuprofesional

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial