Halaman

Rabu, 07 Februari 2018

Day 6: Dasar utama mengajarkan finansial sejak dini pada anak

Saya baru sadar, harusnya ini malah jadi kerangka awal buat tantangan level ini yang harusnya dibahas justru di hari pertama :).

Kenapa mesti repot-repot mengajarkam finansial sejak dini pada anak? Kalau kami sendiri sih agar anak-anak terbiasa mengatur kehidupan dan mimpi serta tujuan hidupnya sejak dini. Terkesan lebay ya. Hehe. Tapi setidaknya memberi mereka tanggung jawab dan pengetahuan-pengetahuan finasial sejak dini, maka mereka akan lebih cepat menyadari hal-hal klasik seperti kebutuhan vs keinginan, kenapa harus berhemat, kenapa hidup harus punya mimpi, dan tentunya saya pernah baca juga mengajarkan finansial seperti ini kepada anak juga bisa meningkatkan emotional qoutient (EQ) mereka sendiri yang katanya malah berperan lebih besar untuk kesuksesan hidup seseorang di masa depannya kelak dibanding intellegence qoutient (IQ)nya.

Karena Zidan sudah berumur 9 tahun, jadi cara kami mengajarkan finansial kepadanya saat ini yaitu membagi 3 dulu arus kas nya yaitu kebutuhan sehari-harinya (disini jajannya), kedua itu tabungan, dan terakhir yaitu ZIS (zakat,infaq, shodaqoh). Masing-masing poin diatas tentu ada penjabarannya masing-masing yang lebih detail. (ZIS nanti dibahas sendiri ya). Contohnya di poin kebutuhannya sehari-hari adalah kami sudah pernah menjelaskan konsep need dan want. Apakah dia menginginkan sesuatu itu karena dia butuh atau cuma sekedar ingin. Kalau cuma sekedar ingin, seberapa penting atau seberapa berpengaruh keinginan membeli barang atau memakai jasa tersebut terhadap tingkat kesenangannya atau malah hidupnya. Kebutuhan pun kami jelaskan dengan santai antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Ya walaupun sebenarnya hanya buat memberi pengetahuan saja. Toh kebutuhan primer dan sekunder, serta konsep need diatas itu masih tugas kami orang tuanya untuk memenuhinya.

Setelah menjelaskan 3 poin penting diatas, kami lalu menyuruh dia mencatat pemasukan dan pengeluarannya dalam buku khusus (walaupun ini ya masih bolong-bolong). Lalu menuliskan juga impiannya di buku kasnya tersebut. Impian jangka pendek dan jangka panjang. Kami juga menekankan sih habiskan uang jajannya, karena kan sudah disisihkan di awal untuk tabungan sesuai targetnya, buat ZIS juga sudah disisihkan di awal. Jadi kami sudah menekankan tabungan dan ZIS itu disisihkan di awal. Tapi tetap saja uang sisa yang harusnya dia habiskan buat jajan tetap sedikit demi sedikit kembali dia sisihkan untuk ditabung, walau kadang juga uang tabungan sisa jajannya itu bisa habis dalam sehari kalau nafsu jajannya lagi tinggi atau malah ingin mentraktir temannya. Di akhir bulan, harusnya saya mereview buku kas ini, tapi sayangnya anak-anak ya masih belum disiplin mencatat hal tersebut. Kadang sih sudah mau mengajarkan konsep investasi, tapi sepertinya masih terlalu dini. Cukup seperti ini dulu. Semoga tidak terlalu cepat baginya buat membuatnya jadi anak yang melek finansial :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar