Halaman

Sabtu, 03 Februari 2018

Day 2: Mari ajari anak bermuamalah

Di hari ke 2 ini, saya ingat topik ini. Dulu sering sih mengajarkan zidan sedikit-sedikit tentang muamalah, contohnya saat jualan jilbab atau pancake, mengajarkan margin laba sedikit-sedikit. Mencatat harga modal dan hasil penjualan. Lalu berapa laba yang didapatkan, tapi dia sebatas cuma mengamati. Nah semenjak kami pindah ke Manokwari, saya mulai benar-benar melibatkannya sedikit demi sedikit. Contohnya melipat dus nasi kotak atau snackbox saya memberinya upah rp 500/dus. Lalu membantu beberapa hal seperti packing, mengisi dus snackbox dengan air minum, membantu saya beres-beres setelahnya juga biasanya saya beri upah 5 - 10 ribu. Bukan mengajarkannya kerja dengan pamrih. Tidak. Karena ini toh juga jualan, bukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Toh dia juga senang menjalaninya. Cuma saat saya tanya mau jualan makanan di sekolah gak? Dia masih belum pede. Selama ini dia baru pernah jualan mainan aja di sekolah,hehe. Saya juga pernah menyinggung 1 hadist yang walaupun katanya dhoif tapi saya anggap penyemangat. Bahwa salah satu dari pintu rezeki itu melalui perdagangan. Disamping itu tentu saja mengajarkan bahwa untuk mendapatkan uang itu tidak gampang, segampang menarik uang di mesin ATM seperti masa balitanya pikirkan, kita perlu melakukan usaha, bekerja untuk itu. Jadi akan tertanam juga pastinya sikap menghargai nilai uang dan syukur-syukur juga berhemat dan tidak boros :)

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDiCari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar