Halaman

Sabtu, 11 Februari 2017

NHW#3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

Hmm, masih juga ngumpulin di detik2 terakhir :( . Memasuki minggu ke 3, materi matrikulasi rasanya makin menyentuh hati terdalam,tsaah. Walaupun mungkin pernah mendengar teorinya sebelumnya atau berpikir tentang hal ini sebelumnya, tapi merenungi hal-hal seperti ini kembali jadi membuat energi menjadi tercharge kembali 100%.

bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Membuat surat cinta bukan hal yang tidak pernah atau jarang dilakukan antara saya dan suami, walaupun bukan dalam bentuk secarik kertas wangi merah jambu tapi setidaknya ada 2x dalam setahun saya pasti membuatkan surat cinta yang dikirim ke email atau whatsapp suami. Walaupun kami tidak merayakan ulang tahun tapi di setiap ultah suami dan ultah pernikahan, saya tiba-tiba jadi mendadak romantis dan luwes merangkai kata😂 . Suratnya belum saya sampaikan nih, suami masih capek habis dari perjalanan dinas jauh,masih tidur,jadi belum tahu reaksinya deh.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Kami masih diberi amanah 1 orang anak. Zaidan, alhamdulillah dari bayi sampai sekarang bisa dibilang tidak pernah mengalami fase tantrum atau rewel. Tingkat rewel tertinggi hanya ada saat kemarin kami proses pindah ke sini. Zidan juga gampang paham dan cepat menangkap penjelasan walaupun gampang bosan jika mendenarkan penjelasan panjang lebar. Memiliki rasa empati yang sangat tinggi, bahkan cenderung sangat tidak tegaan. Penyayang dan perhatian, tak pernah absen semalam pun memijat umminya lalu diakhiri dengan cipika cipiki saat akan tidur. Berimajinasi tinggi sampai kami ortunya jarang mengerti gambar-gambar atau tulisan yang dibuatnya. Dan anak yang suka menulis, walaupun alurnya masih tidak runut dan terlalu berkhayal kadang-kadang. Menuliskan kelebihan-kelebihan atau potensinyanya membuat hati saya mencelos, betapa beruntungnya saya dititipi Allah SWT amanah sepertinya tapi masih adaa juga sikon saya tidak sabaran menghadapinya😑

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Supaya tidak subjektif banget, saya sempat bertanya informal ke suami tentang ini, dan ternyata jawabannya sama dengan yang saya pikirkan,hehe. Katanya saya orangnya telaten,tekun, rajin  jika itu memang kemauan saya😂 dengan kata lain saya orang yang berkemauan keras. Saya seorang pemimpi yang menyukai tantangan dan hal baru. Beberapa teman menyebut saya perfeksionis karena rumah bahkan isi kulkas dan lemari-lemari  saya selalu rapi, catatan keuangan ataupun to-do list saya terorganisir, tapi sampai detik ini saya masih menganggap saya jauh dari perfeksionis karena belum bisa me-manage emosi dengan baik, masih sering bete, ngeluh, atau ngomel. Tapi kenapa saya dihadirkan ditengah-tengah keluarga ini, hati kecil saya menjawab, saya dan suami sangaaaat jauh berbeda, sifat, kebiasaan, sikap, bahkan latar belakang keluarga, dan benar-benar saling melengkapi satu sama lain. Semoga masing2 kelebihannya bisa di contoh anak kami dan kami bisa saling menutupi kekurangan satu sama lain, aamiin

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disimi
Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Akhir Oktober tahun lalu, saat suami mendapatkan SK pindah tugas ke papua barat, saya sempat syok sesaat, sedih, kenapaestindi ujung timur sana. Tapi setelah beberapa hari merenung, saya menyadari sepertinya ini adalah jawaban dari keluh kesah saya selama ini, yang selalu mengeluh macetnya ibukota, tingginya tingkat polusi, sedikitnya waktu suami berkumpul bersama keluarga. Di samping itu, saya selalu merasa iri disamping kagum melihat teman-teman saya yang tidak hanya bermanfaat di lingkungan keluarga tapi banyak orang, mengikuti kelas inspirasi, membuat rumah belajar gratis dll di pelosok desa.  Disini, walaupun memang kabupatennya sudah mulai sedikit maju, saya pelan-pelan ingin memulai mimpi itu. Memberi semangat, membagi sedikit ilmu yang dimiliki serta inspirasi untuk maju bagi anak-anak asli di sini , dibantu oleh teman-teman saya tentunya nanti. Disini juga akhirnya waktu suami buat keluarga jauh lebih banyak dibanding yang dulu bisa dibilang habis di jalan. Disini, di daerah minoritas dalam hal keyakinan saya ini justru saya mendapatkan komunitas majelis ilmu, mengikuti kelas hafidz, dan malah merasa feel home karena banyaknya pendatang yang berasal dari daerah yang sama dengan kami. Mudah-mudahan makin hari, makin banyak hal-hal yang membuka mata kami, mengapa kami ada disini saat ini yang membawa keberkahan bagi keluarga kami.aamiin...

Mengenai peran spesifik keluarga kami, sampai saat ini kami belum bisa menyebutkannya dengan pasti, kami masih dalam taraf meraba-raba dan mengira-ngira. Tapi semoga kami bisa bermanfaat bagi negara dan ummat, khususnya bagi keluarga besar kami. Semoga suatu hari nanti akan ada jawaban yang membuat kami bisa tersenyum menyadarinya.

Mari bersama-sama membangun peradaban dari rumah 😊

Salam Ibu Profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar