Alhamdulillah memasuki pekan ke-5 matrikulasi, NHW pun
semakin menantang saja. Tapi jujur NHW5 ini saya dilanda kebingungan. Desain
pembelajaran, secara teori dan praktik sebenarnya sudah pernah saya dapatkan di
bangku kuliah. Tapi begitu desain pembelajaran ini harus dibuat untuk diri saya
sendiri, saya pun mulai bingung mau mulai darimana dan menulis apa,hehe. Jadi,
saya mencari tahu dulu apa sebenarnya desain pembelajaran, desain pembelajaran
merupakan suatu rancangan kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematik
dan memiliki tujuan utama untuk menjamin kualitas dari kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung. Ada banyak model desain pembelajaran yang sudah ada yang
bisa kita contoh bahkan kita juga bisa membuat desain pembelajaran yang memang
benar-benar ala kita. Satu yang pasti saya ingin proses belajar baik saya
ataupun anak-anak itu harus tetap menyenangkan, harusnya tidak membuat rasa
tertekan sedikit pun bagi si pembelajar. Proses itupun harus disesuaikan dengan karakteristik si pembelajar. Kebetulan saya dan anak sama-sama tipe visual-kinestetik, hanya saya dominan visual dan anak seimbang. Di tugas NHW kali ini saya akan
memakai desain pembelajaran Gerlach dan Ely dengan beberapa penyesuaian. Ada
beberapa komponen dalam model pembelajaran ini:
1.
Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini adalah
target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun selalu ada
stigma bahwa belajar itu adalah proses atau hargai proses belajar dibanding
hasilnya. Saya pun setuju dengan hal tersebut, tetapi karena saya adalah orang
yang sangat target oriented mempunyai
target yang ingin di capai membuat saya makin semangat dalam melakoni suatu
proses pembelajaran.
Jadi, tujuan pembelajaran yang
ingin saya capai adalah:
Bunda sayang : jadi ibu yang sabar
dan bisa mengontrol emosi, menjadi guru homeschooling favorit bagi anak sendiri.
Bunda cekatan : cakap dalam
manajemen waktu, finansial, dan rumah tangga.
Bunda produktif : bisa
menghasilkan sesuatu dari rumah, bisa menjahit pakaian anggota keluarga.
Bunda sholehah : selalu bisa
membawa keluarga makin mendekat pada Allah swt serta berakhlakul karimah,
terlibat aktif dalam kegiatan sosial bagi anak-anak pada khususnya dan
masyarakat ada umumnya.
2.
Menentukan materi
Materi sebenarnya bisa didapatkan
dari mana saja. Seluruh isi alam ini ada banyak hal yang bisa dijadikan sumber
bahan ajar. Karena saya ingin mendalami ilmu homeschooling, menjahit, dan pemasaran hasil masakan saya, materi
itu paling banyak bisa dapatkan dari internet baik berupa artikel maupun hasil
diskusi seminar. Materi menjahit karena saya ikut kursus berarti dari
instruktur saya. Sedang, materi marketing selain otodidak memperluas jaringan
dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih duluan berkecimpung, juga dari
media internet.
3.
Penilaian kemampuan awal
Diistilahkan pretest, tidak butuh pretest
yang formal sebenarnya, Karena memang semuanya dimulai dati titik 0 km,
menyesuaikan dengan beberapa hal yang telah dipelajari sebelumnya.
4.
Menentukan strategi
Menurut Gerlach dan Ely, strategi pembelajaran
adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran. Membaca sendiri
bahan ajar, latihan langsung terhadap materi yang telah dibaca.Selain langsung
mempraktekkan apa yang telah dibaca (tentunya setelah menganalisis kebenaran
dan kecocokannya pada kita), juga ada proses mencari sendiri konsep yang
diinginkan, proses diskusi 2 arah dengan anggota keluarga, mengembangkan minat
atau pasion anak, serta melibatkan keluarga dalam proses pemecahan masalah. Dan
tentu saja ada proses observasi dan sharing
apakah kita dan anak-anak nyaman dan bahagia terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung.
5.
Pengelempokan belajar
Tidak memerlukan pengelompokan belajar
karena pembelajarnya hanya 1 orang.
6.
Pembagian waktu
Mempelajari ilmu homeschooling maksimal 1 jam ba’da shubuh, pengaplikasiannya pada
anak secara formal ba’da dhuhur – jam 2 siang. Pembelajaran yang membutuhkan
praktek ba’da ashar. Pemasaran tak mematok waktu khusus, menjahit jadwal saya mulai
bulan depan 1jam ba’da maghrib. Sedangkan membuat makanan yang ingin dipasarkan
saat malam hari saat anak sudah tidur.
7.
Menentukan ruangan
Kebanyakan di dalam rumah, selebihnya di
alam bebas, atau komunitas serta kunjungan ke tempat tertentu (panti asuhan,
perpustakaan,dll).
8.
Memilih media
Media cetak seperti buku (parenting book)
atau modul (menjahit), media teknologi
komputer (website), media sosial buat
pemasaran. Dan sebenarnya masih banyak lagi ciptan Allah swt di muka bumi ini
yang bisa dijadikan media pembelajaran.
9.
Evaluasi hasil belajar
Untuk mengetahui apakah target yang kita
inginkan tercapai tentu harus ada evaluasi. Evaluasi menjadi pendidik homeschooling mungkin bisa dilihat dari
evaluasi terhadap hasil belajar anak. Sebagai bunda solehah dan bunda sayang,
sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, berarti penguji dan pemberi nilai
disini suami dan anak sendiri J
. checklist yang sudah dibuat di NHW#2 sudah 90% terisi dengan baik. Sudah bisa
menjahit pakaian sederhana. Sudah mulai memasarkan produk sendiri.
10.
Menganalisis umpan belajar
Hasil dari evaluasi di atas harus
dianalisis apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan baik atau belum. Jika
ada yang belum tercapai maka harus dicari sebab atau kelemahan dari proses yang
telah dilakukan.
Alhamdulillah selesai juga NHW minggu ini.
Diatas semuanya, tentu pasrahkan semua proses yang telah kita lakukan ini ke
Sang maha Pengatur, seperti saya kutip kata-kata abah Ihsan, “jagalah ibadah
harian kita karena ibadah harian dan kefuturan kita sangat berbanding lurus
dengan kondisi emosional kita”. Sedangkan menurut saya, kondisi emosional
berperan sangat penting terhadap proses pembelajaran yang kita lakoni.
Semoga desain pembelajaran ini bisa
diaplikasikan dengan baik oleh saya dan tentunya harus konsisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar