Saat awal menikah 13 tahun yang
lalu, kehidupan saya berubah drastis. Dari anak tunggal nan manja yang semuanya
serba disediakan, tiba-tiba 3 hari setelah menikah diboyong suami ke pulau
seberang berjarak ribuan kilometer dari kampung halaman tanpa ada sanak saudara
dan kerabat. Seminggu pertama kami masih santai makan diluar, Surabaya mungkin
salah satu surga masakan murah di Indonesia. Tapi ternyata, naluri emak-emak
saya mulai bekerja. Saya sepertinya bisa lebih hemat dari sekarang, apalagi
pendapatan suami waktu itu benar-benar “cukup”, yah khas mahasiswa tugas
belajar di masanya. Dari sinilah saya mulai belajar tentang food preparation
walau saat itu istilahnya belum seheittzz beberapa tahun terakhir.

Meal preparation yang sudah hits beberapa tahun belakangan ini di
seantero dunia dan jutaan orang sudah mencoba melakukannya kalau menurut saya
sih istilahnya saja yang baru, tetapi sebenarnya banyak orang tua kita sudah
menerapkannya sejak dahulu tanpa tahu istilahnya. Tujuan meal preparation juga mungkin tidak akan sama oleh setiap pelakunya.
Kebanyakan mungkin karena ingin menghemat waktu dan uang, beberapa lainnya
melakukannya dengan alasan kesehatan, bahkan ada juga yang tujuannya ingin
mengurangi food waste. Jadi setiap keluarga itu punya ciri khas masing-masing.
Step pertama dari food preparation menurut saya adalah merencanakan menu atau membuat
meal plan. Membuat meal plan akan membantu kita kelak membeli
dan memilah bahan makanan yang akan kita simpan tanpa akan tersimpan lama
terlupakan atau membusuk. Oh iya food
preparation, khususnya meal plan
ini tidak usah dibuat kaku atau malah pusing karena terkena badai informasi
banyaknya contoh dan sumber bacaan. Selalu ingat saja bahwa kondisi setiap
keluarga berbeda, kebutuhan masing-masing keluarga juga pasti berbeda, selera
seseorang bahkan juga beda-beda. Sesuaikan saja dengan kekhasan keluarga kita
masing-masing dan terpenting jalani dengan bahagia.
Ada beberapa manfaat dari membuat
meal plan berdasarkan pengalaman saya beberapa tahun ini membuat meal plan:
1.Menghemat Waktu
Ke pasar setiap
hari atau let say ke tukang sayur saja
itu bisa membutuhkan banyak waktu loh. Sebagai contoh, sekarang rumah saya
walau dekat dari pasar, saya sudah bisa memasak 1 jenis masakan sederhana
setara dengan waktu saya bolak balik ke pasar. Membuat meal plan juga bisa menghindarkan kita dari kebingungan mau memasak
apa hari ini yang juga bisa menyita waktu.
2. Menghemat Budget
Membuat meal plan benar-benar bisa menghemat pengeluaran.
Pertama, dapat menghindari pembelian bahan makanan yang terlalu banyak atau berlebihan karena tidak ada lagi kelebihan belanja atau bahan
makanan yang mubazir dan membusuk di kulkas karena kita hanya membeli sesuai
list. Kedua, menghemat bahan bakar kendaraan karena tidak bolak-balik ke pasar.
Ketiga, membeli dalam jumlah banyak biasanya akan lebih murah. Contoh membeli
bawang 1kg akan jauh lebih murah dibanding membeli sebungkus kecil di tukang
sayur. Terakhir, bagi yang sudah menerapkan financial planning, menu dapat disusun sesuai aggaran yang telah ditetapkan sehingga mengurangi adanya kebocoran anggaran.
3. Membuat kita kreatif dan belajar memasak aneka resep baru
Membuat daftar
menu akan membuat kita lebih kreatif dalam memadu madankan aneka lauk. Tentu
kita akan merasa tertantang untuk membuat menu yang variatif dan berbeda-beda. Kita
akan mencoba memasak makanan yang sebelumnya mungkin belum pernah kita buat.
4. Membuat anggota keluarga jadi terbiasa merasakan aneka jenis menu sehingga selain menghindarkan mereka dari rasa bosan dari menu yang itu-itu saja, juga akan membuat mereka lebih gampang beradaptasi jika berpindah domisili ke daerah-daerah baru.
Lalu bagaimana
cara atau tips menyusun meal plan ini,
berikut pengalaman saya dalam menyusun dan menerapkan meal plan ala keluarga kami:
1. Pastikan
memulainya dengan rasa bahagia. Saya pribadi selalu excited jika sudah saatnya kembali menyusun menu 2 mingguan kami.
2. Buat
menu mingguan sesuai budget yang telah ditetapkan. Saya pada awalnya menyusun menu dengan menentukan
budget harian, tetapi karena kurang fleksibel saya jadi mengubahnya jadi budget
mingguan, dan setahun ini menjadi budget dua mingguan. Jadi jika minggu ini
over budget, berarti minggu depan budgetnya dikurangi. Hal yang sama untuk yang
masih menerapkan pola harian, contohnya jika anda menetapkan budget masak
sehari Rp 30,000, lalu anda belanja Rp 40,000, mungkin esok atau lusanya
budgetnya bisa dikurangi, biarkan mereka saling menutupi. Sekali lagi jangan
terlalu kaku dalam budgeting ini.
3. Karena
saya sekalian ingin menerapkan pola penghematan, saya akan memilih belanja
bahan A dimana, bahan B dimana, dan sebagainya. Poinnya, tetapkan akan
berbelanja dimana.
4. Tanyakan
pada anggota keluarga apa ada permintaan masakan untuk minggu tersebut. Juga perlihatkan
susunan menunya pada mereka jika telah selesai disusun.
5. Kombinasikan
menu. Usahakan tidak ada menu yang sama dalam seminggu kecuali atas permintaan
anggota keluarga. Usahakan menu yang lengkap dari karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, lemak dan vitamin semua sudah terakomodir dalam list menu yang
sudah kita buat. Jadi di keluarga kami akan ada sayuran dan lauk hewani setiap
harinya. Tugas berikutnya, memadu madankan lauk-lauk tersebut. Sebagai contoh,
sayur tidak terbatas pada sayur bening, tumis, atau santan saja. Keripik
sayuran, sayur yang dibuat dengan tepung crispy, ote-ote, bahkan asinan jakarta
pun sudah terasuk sayur kan 😃.
6. Karena
kami suka membeli bahan lauk dengan jumlah minimal 1kg, jadi 1 bahan lauk bisa
diolah jadi dua atau tiga menu masakan yang berbeda. Sebagai contoh udang 1kg, akan
jadi udang goreng tepung, udang saus tiram, dan bola-bola udang. Ingat membeli
dalam jumlah lebih banyak biasanya lebih murah.
7. Dalam
seminggu yang 7 hari itu kami akan mengolah lauk secara variatif, misalnya
Senin lauk ayam, selasa udang, rabu daging, kamis ikan, jumat tahu/tempe/telur,
dst.
8. Menyusun
kombinasi menu. Contohnya menu basah dan kering juga menu rumit dan mudah. Jika
lauk hewaninya basah maka dipadukan dengan lauk nabati yang kering. Kadang malah hanya ada 1 menu di meja makan
kami yang sudah terdiri dari sayur dan protein hewani, seperti sop buntut atau
rawon dengan kecambah dan telur asin. Sekali lagi fleksibel saja ya.
9. Jumlah
menu dan banyaknya sesuaikan dengan kebutuhan anggota keluarga sehingga tidak
ada yang tersisa. Pelan-pelan kita akan akrab sendiri dengan poin ini.
10. Tulis
resep yang belum kita ketahui pada saat menyusun meal plan. Tempel ditempat yang mudah dilihat. Percayalah ini akan
menghemat waktu dibanding baru mencari resepnya saat akan memasak.
11. Sebagai
alternatif, siapkan frozen food seperti bakso, nugget, sosis, dll serta stok
telur. Di keluarga kami sih seringnya terpakai untuk sarapan atau ada yang
kelaparan tengah malam.
Sejauh ini,
itulah tips-tips yang bisa saya berikan, mungkin ada tips lain, silahkan koment
dan mari berbagi pengalaman 😊.
I do appreciate it. Untuk Food prepration
tahap selanjutnya seperti cara menyimpan bahan makanan akan dibahas di post
selanjutnya. Jika ada yang ingin printable seperti dibawah, silahkan komen,
saya akan dengan senang hati membagi templatenya.
Thank you for reading 💖.