Halaman

Jumat, 01 Juni 2018

Day 16: lagi-lagi bicara medsos...

Baru-baru ini ada foto seorang anak teman yang dicomot tanpa izin oleh salah satu online shop, tidak tanggung-tanggung, walaupun balita tapi dengan pakaian yamg cukup terbuka. Belum kasus foto anak-anak artis yang juga sering dicomot sana sini bahkan oleh komunitas-komunitas seram seperti pedhofil, gay, dll. Medsos layaknya rumahnya, internet, pasti memiliki sisi plus minus. Bagi saya pribadi menjadi ajang silaturrahmi, bertemu teman lama yang sudah lama tak berkontak, tempat bergabung dengan komunitas-komunitas hebat seperti klub masak, klub nulis, klub foto, dll. Dan juga sebagai tempat menyimpan kenangan. Karena inilah dulu saya sering share foto dan video kegiatan kami. Dulu pun walau tak sering saya sering pamer kemampuan Zidan. Lebih sebagai dokumentasi yang bisa kami lihat suatu saat nanti. Makin kesini, mulai dari menyadari bahaya ain, makin menghindarkan diri dari sifat sombong, dan tentu saja agar foto kami tak dicomot tanpa izin entah alasan penipuan atau buat kaum penyimpangan seksual seperti diatas, naudzubillah, saya akhirnya berusaha sangat mengurangi upload foto di medsos, kalaupun ada, diambil dari jarak jauh atau kondisi agak blur. Begitupun dengan prestasi Zidan, apapun itu, saya berusaha menahan diri untuk tidak menguploadnya di media sosial, ngeri kalau ada komunitas pedofil yang jadi merasa gimana saat membacanya, sounds paranoid, isn'it?😂 Ya tapi begitulah komitmen keluarga kami, kalaupun diupload toh ada mode private yang hanya bisa dilihat oleh saya sendiri. Jadi, kalau kami saja begitu, tentu kami masih melarang besar anak memiliki medsos. Kami sudah pernah kecolongan sekali ini. Zidan punya IG dibuatkan oleh temannya. Selain alasan-alasan diatas, membayangkan anak memiliki medsos sendiri kok masih terdengar mengerikan bagi saya, anak yang tiap hari kita nasehati untuk menundukkan pandangan dan menjaga aurat bisa dengan hebas melihat aurat orang lain melalui medsos, belum lagi jika ia terjerumus pada salah satu grup penyimpangan seksual, naudzubillah mindzalik! Saya masih percaya, penyimpangan seksual itu bisa menular dari pergaulan. Apa Zidan akhirnya malah tidak semakin penasaran? Bisa jadi...lagi-lagi kembali ke orang tua, bagaimana membuat ia bisa mengalihkan ingatan dari sana sepanjang waktu. Sambil terus membentenginya, memberi penguatan pada mentalnya agar bisa kuat atas godaan-godaan ini. Kelak, akan ada waktunya pasti, ia memiliki medsos sendiri, saat ia sudah menyadari sepenuhnya untuk mengambil banyak manfaat dari sana dan menjauhi hal-hal bathil yang bisa ia temukan juga disana.

#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar